G O A T

Rizky Brawijaya
Chapter #37

Own Goal

SENIN, 4 APRIL 2022.

16 : 30



Di Bulan Ramadhan jam kantor dipulangkan lebih awal. Seperti gue yang jam 4 sudah pulang begitu juga Koko dengan alasan bisa buka puasa di rumah tanpa harus berhenti di jalan. Ada bagusnya juga sih, jadi gue sama Koko bisa berkesempatan belanja makanan dan takjil untuk buka bersama dirumahnya.

Kami keliling ke pasar tumpah di wilayah ( BKT ) Banjir Kanal Timur yang ramai akan penjual dan pengunjung. Koko terlihat antusias membeli macam-macam makanan yang ia suka demi mengisi perutnya yang sedari pagi kosong sedangkan gue hanya membeli seadanya seperti Ketoprak dan es durian.

Gue juga membelikan makanan buat Bapak dan Ibu juga Abah dan Emak. Ada momen dimana gue sedang mengantar es durian seorang diri dan Koko minta izin sama gue pergi ke tempat lain. Tanpa curiga gue mengizinkannya karena menurut gue dia hanya ingin membeli sesuatu yang dia lewatkan.

Gue tunggu lima belas menit sampai setengah jam tidak muncul batang hidungnya. Gue telepon dan dia angkat.

“Dimana? Udah mau Maghrib.”

“Aku jalan dibelakang kamu.”

Saat gue menoleh, benar dia ada di belakang gue. Tapi ada hal yang mengenaskan di mana kemeja kerjanya yang semula putih bersih kini kotor bercak tumpahan cairan hitam seperti kopi. Ia berjalan lemas menghampiri gue sembari memasang wajah sedih.

Gue panik dan menghampiri dia untuk menutupi kemejanya dengan jaket yang gue kenakan.

“Ya Tuhan. Kenapa kamu?”

Wajah murungnya semakin nampak jelas Di mata. “Aku gak apa-apa. Ayo pulang, badanku lengket.”

Gue bersikeras bertanya. Mana tega pacarnya sendiri dikerjai orang. “Siapa yang buat kamu begini?”

“Udah Yank. Pulang aja. Nanti habis buka aku cerita. Aku malu.”

Gue akhirnya menuruti maunya dia. Sesampainya di rumah, Koko langsung masuk ke kamar mandi karena badannya sudah sangat lengket. Kondisi dirinya juga membuat Bapak dan Ibu bertanya dan Koko berdalih bahwa dia ketumpahan tinta printer di tempat kerjaan. Tidak mungkin alasannya karena minuman. Nanti disangka tidak puasa.

Gue hanya mengangguk ketika ditanya kedua orangtuanya demi memicu kecurigaan yang semakin meluas.

Azan magrib tiba. Kami menikmati semua makanan yang telah dibeli dan beberapa yang Ibu masak. Sayangnya Nining tidak mampir dan Bang Yaya sibuk sama komunitas gamer nya yang sedang mengadakan buka bersama. Tak ada pembicaraan selama berbuka selain sibuk mengunyah makanan dengan sangat lahap. Seperti balas dendam akan berhasil menahan lapar hampir seharian penuh.

Lihat selengkapnya