Gabby Nanda

Siti Nurlela
Chapter #1

GabbyNanda part 1

Gabby Nanda 


Bab 1


"Ma, Gabby punya daffa! " bantah Gabby. Sangat tidak percaya, kabar apa ini yang baru di terima, belum sempurna Gabby membuka mata malah sudah di tawarkan hal gila. 


Mamanya----Fanda. Fanda mengelus bahu Gabby yang tidur menyamping, sebenarnya fanda juga paham keputusannya kali ini sangat aneh, terlebih lagi fanda tahu jika Gabby dan daffa sudah pacaran dari dua tahun yang lalu. Fanda tidak bisa berfikir jika situasinya seperti ini, fanda tidak bisa memilih memenangkan anaknya atau memenangkan hatinya sendiri. Sejenak ia berfikir jika dirinya masih kekeuh menjodohkan Gabby, berarti dirinya sendiri yang egois, dirinya sendiri yang tidak bisa mengalah dengan putrinya sendiri. 


Status janda yang sudah di pikul fanda sejak satu tahun yang lalu membuatnya kadang kesepian, tidak ada teman sharingnya, tidak ada teman berkeluh kesah. Sebenarnya, bisa saja fanda menceritakan semua tentang pekerjaannya yang mengalami kebangkrutan dengan Gabby tapi itu tidak mungkin. Gabby masih sekolah, lagi pula Gabby sekarang masih keras-keras nya berlatih memenangkan Olimpiade catur tingkat nasional, sangat tidak mungkin fanda mengganggu konsentrasi Gabby. Jika tidak menjauhkan Gabby dan daffa lalu, bagaimana hubungan fanda dan fikri ayah daffa bahkan mereka juga sudah menjalin hubungan pacaran sejak satu bulan yang lalu. 


Saat seperti ini, fanda tidak bisa berbuat apa-apa ? Yang fanda butuhkan sekarang Allah, Allah tempat fanda bercerita. Ia berangsur-angsur turun dari ranjang tidur Gabby, sebelum pergi fanda mengecup lama kening Gabby, kemudian pipi kiri dan kanan. 


"Jangan tidur lagi, sekarang sudah mau maghrib, mama tunggu kamu di bawah, ya. Kalau sudah selesai sholat, "


Setelah dirasa fanda sudah tidak ada lagi. Gabby menegangkan tubuhnya, memegang kepalanya yang tiba-tiba berdenyut, mengambil segelas air putih di atas nakas kemudian meminum sedikit. Di rasa masih belum cukup Gabby berjalan ke kamar mandi tempat nya biasa mengambil air wudhu, jika sudah seperti ini maka Gabby sedikit lebih tenang. 


 Berbeda dengan laki-laki bernama Nanda choirul, ia sedang berlatih catur di kursi putih yang berada di taman depan rumahnya bersama satpam komplek rumah, pak manto, urusan skil bermain catur pak manto tidak perlu diragukan lagi, lebih-lebih pak manton mantan atlit catur tingkat nasional juga. Biasa nya Nanda akan memanggil dengan sapaan pak botak, ya? Mungkin karena keseringan bermain catur efek samping nya jadi botak. 


"Skak mat! Yah, den. Masa segitu aja kalah sama pak botak, ilmu tempe itu, " pak botak memutar jari telunjuk nya di depan wajah Nanda. Nanda menepis tangan pak botak tak terima. "Bapak curang ih! Tadi kan Nanda belum selesai cek HP malah main, Skak dulu, "


"Den, den, kalah mah kalah aja, gak usah malu mengakui kekalahan, kalau boleh tahu, sama siapa perwakilan dari sekolah? "


"Sama Gabby Maurin pak, "


"Oh---uhuk, hoek. " pak botak menekan hidungnya. Salah sendiri minum cuka mpek-mpek sambil ngomong kan jadi keselek. Seperti biasa cuka mpek-mpek identik dengan rasa cabai yang cukup pedas jika tersedak bisa-bisa cabai keluar dari hidung. 


Nanda tertawa terbahak-bahak. "Pak minum cukanya jangan sambil ngobrol, "


"Terus."


"Sambil kayang pak, "pandangan mata Nanda melihat lurus kedepan didepan pintu rumah, disana ada ayahnya yang baru saja pulang kerja sampai selarut ini. 

Lihat selengkapnya