Wildan menelepon Gadis sepulang bekerja, laki-laki itu senang saat mendapat sapu tangan dari gadisnya. Wildan selalu membawa benda itu ke mana pun dia berada. Ia amat menyukai pemberian dari kekasihnya.
Sudah empat hari Wildan bertugas di Papua, ia tak pernah absen mengabari Gadis. Apa pun topik yang mereka bicarakan tidak membuat keduanya bosan. Sampai pada suatu hari, di Minggu sore ketika Gadis baru selesai mandi, ia bersenandung kecil sambil menyalakan televisi, terlihat saluran menyiarkan berita sore.
“Berikut kejadiannya: Seorang TNI telah disergap oleh OTK atau Orang Tak Dikenal secara tiba-tiba, pasalnya mereka sudah mengantongi izin dari warga setempat dan menyatakan bahwa tidak ada kendala apa pun dengan masyarakat di sana. Dan penyerangan ini diduga dilakukan oleh oknum KST atau Kelompok Separatis Teroris. Hal ini bermula saat Letda Wildan Naratama memergoki nakes yang berada di tenda kesehatan tengah menyiapkan cairan untuk vaksin, diserang diam-diam oleh kelompok tersebut. Ada pun berikut kondisinya akan dilaporkan oleh Rudi Samsudi. Halo Rudi, bagaimana keadaan di sana?” ucap pembawa berita.
Gadis mendengar nama seseorang yang tidak asing di telinga, matanya mengarah pada reporter yang meliput keadaan di Papua. Bersamaan dengan itu ponselnya berbunyi. Ia mengangkat telepon, reaksinya memunculkan kekhawatiran. Gadis bergegas mengambil tas, mengunci kamar dan membiarkan tv menyala, menampilkan seorang laki-laki tergolek lemas di tandu berwarna hijau army.
Gadis berlari memasuki satu gedung yang sering ia kunjungi. Langkahnya menuju kamar Aat Prawijaya, ia menatap sang Ayah yang terlihat pucat pasi di tempat tidur. Gadis menitikkan air mata saat memegang badannya yang demam. Ia segera pergi ke lokasi saat petugas panti menghubungi dirinya. Gadis merawat sang Ayah dengan hati-hati dibantu para staf.
Gadis menyuapi sang Ayah dengan pelan lalu memberikan obat serta air putih. Ia berbicara lembut, Aat menjawab dengan sekali anggukan dan gelengan kepala jika tak sesuai dengan pertanyaan Gadis. Saat Aat tertidur pulas, Gadis memberikan pesan pada staf untuk menghubunginya besok, ketika Ayahnya sudah bangun. Ia segera pulang karena malam telah larut.