Gadis Bercadar Merah

Slamet Agung Priyono
Chapter #11

Bab 10 : Takut

Amman haazal lazii huwa jundul lakum yansurukum min duunir rahmaan; inilkaafiruuna illaa fii ghuruur…, Muthia dengan khsuyuk membaca ayat yang dia hafalkan. Juz 29 surat Al-Mulk.

Muthia begitu menikmati proses menghafal ini karena Muthia memang memiliki target untuk hafal 30 juz di satu semester ini. Seharusnya target itu bisa dicapai jika dia serius menghafal ayat-ayat mulia itu dengan ketekunan, makanya Muthia sangat rajin mengulang hafalannya saat melakukan solat sunnah.

Santriwati-santriwati yang lain juga berada di sana, berusaha untuk menghafal untuk kejar setoran besok. Setiap hari jum’at memang dikhususkan untuk menyetorkan ayat-ayat yang sudah dihafal oleh para santriwati.

Di saat suara yang ramai itu, Bu Romlah melihat Nita yang hanya duduk diam sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Seolah dia sedang menahan pusing yang amat sangat. Karena wajah Nita terlihat pucat, Bu Romlah mendekatinya dan bertanya padanya.

“Nita, apa kamu sakit?”

Nita membalasnya dengan mengangguk-angguk kecil.wajahnya yang pucat pasi membuat Bu Romlah khawatir. “Ayo ibu antar ke UKS,” tawar Bu Romlah mengulurkan tangannya.

Nita menyambut uluran tangan itu dan berdiri dari tempat duduknya. Kemudian mereka berdua berjalan menjauhi masjid.

Dari kejauhan, Muthia memandangi mereka sembari mulutnya bergumam dengan ayat yang dia hafalkan. Sebenarnya Muthia penasaran dengan apa yang terjadi, tetapi saat ini menghafalkan ayat adalah hal yang lebih penting baginya.

“Eh, Nita sekarang kok kelihatan aneh, ya?” Izza, orang yang tempo hari memperingati Muthia kembali mulai bergosip dengan Hasna.

“Aneh bagaimana?” tanya Hasna balik. Alisnya mengkerut hingga menyatu.

“Apa kamu tidak lihat tadi? Wajahnya jadi pucat sekali, terus dia juga pakai cadar terus-terusan. Yang paling aneh, dia suka kelihatan pusing ketika ada yang baca ayat. Padahal waktu kita semua diam dia tidak bereaksi apa-apa,” ujar Izza sambil melirik.

Hasna menggaruk-garuk keningnya, tidak mengerti apa yang sedang Izza bicarakan. Nyatanya, Hasna dari tadi sibuk untuk menghafalkan ayat mushaf yang sedang dipangkunya.

“Tidak tahu, aku tidak lihat,” balas Hasna singkat.

Izza menyipitkan matanya. “Yah… kamu tidak asik, Hasna,” ucap Izza jengkel.

“Sudah, hafalkan ayat!” tegas Hasna.

 

Lihat selengkapnya