Gadis Bergaun Merah

JWT Kingdom
Chapter #1

1. Legenda Gadis Merah

Hujan reda.

Basah tanah, sisi hutan nan sunyi. Rintik berbicara nada risau. Kenangan mendalam menjelma legenda. Angin lirih mengenang seseorang. Larut pilu senja berlalu, malam melahap sekeping hati, berburu cinta yang dirindukan.

Gadis Merah ....

Anak kecil yang terluka ....

Rona kemerahan

Gaunmu dulu ....

La ... la ... la ....

Lantunan terhenti. Rombongan kuda pengiring putri bangsawan, menerobos remang-remang suasana petang. Tampaknya, rombongan itu kemalaman dalam perjalanan pulang dari acara penting di luar daerah yang dihadiri putri atasan mereka.

Derap kuda terhenti di bawah perintah seorang pimpinan yang mengawal rombongan itu.

"Ada apa, Tuan?" tanya pengendali kereta tandu, bertanya pada pimpinan pengawal penunggang kuda paling depan.

"Apakah hanya aku yang mendengar nyanyian itu?" tanya pemimpin pengawal berkuda, mengangkat sebelah tangannya, pertanda komando agar seluruh rombongan berhenti sejenak.

Tersiksa mati. Ditelan kesendirian. Sakit luluh lantak ragamu. Hingga ke tulang-tulangmu yang indah. La ... la ... la ....

Samar-samar. Suasana petang makin gelap. Purnama mulai menyingsing dari balik awan langit mendung. Semua orang dalam rombongan dengan seksama mendengarkan alunan nyanyian.

'Ra' ... itulah namamu. Dirimu yang dulu. Dulu sekali. La ... la ... la ....

Semakin jelas perempuan melantunkan tembang. Alunan merdu suaranya, sepertinya seorang perempuan sedang melintas ke jalur dari arah berlawanan rombongan itu.

Wanita muda berkuda santai. Kudanya berlenggak-lenggok. Perempuan muda itu mengenakan kebaya merah.

"Ajeng Ayu*."

Pemimpin pengawal paling depan rombongan menyapa perempuan muda itu melintas.

Perempuan muda tertunduk sejenak, kudanya pun berhenti melangkah.

"Ajeng Ayu sendirian dalam perjalanan, mohon berhati-hati. Kawasan ini dekat hutan belantara," kata pimpinan pengawal berempati untuk mengingatkan.

Perempuan muda itu tersenyum dan menjawab santun.

"Aku sudah terbiasa melintas di sekitar sini. Silakan tuan-tuan melanjutkan perjalanan," kata perempuan muda dengan suara lembut, memukau siapapun yang memandangnya walaupun ia melintas hanya sekilas.

Tatap mata semua pengawal di belakang pimpinan, tertuju pada kecantikan perempuan muda itu bersama kudanya melanjutkan perjalanan.

"Cantik sekali gadis itu."

"Siapa gerangan dia?"

Hampir semuanya berkata itu, termasuk pimpinan rombongan.

Alunan nyanyian berlanjut dari perempuan muda itu.

Suatu masa ketika negeri ini ... masih jauh lebih muda bersamamu ... la ... la ... la ....

Perempuan muda cantik itu berlalu. Semua pasang mata lelaki terlena. Orangnya sudah berlalu, tetapi pandangan mata para lelaki masih mengikuti punggungnya bergerak.

"Ajeng Ayu!" panggil pimpinan pengawal rombongan.

Perempuan muda menghentikan kudanya. Ia menoleh pada siapa yang memanggilnya.

Lihat selengkapnya