Gadis Bergaun Merah

JWT Kingdom
Chapter #4

4. Namaku

"Aria."

Atash serius memperhatikan adiknya. Matanya tak berkedip. Sesuatu menyita penasarannya sejak lama, seakan dia berkomunikasi dengan sosok lain dalam wujud adik semata wayangnya itu.

Aria, nama adiknya. Duduk berhadapan dengan Atash, terpisah jarak satu meja di antara mereka.

"Sepertinya kamu merasa senang. Menjadi superstar. Apa itu impianmu?" tanya Atash tampak serius.

Aria, mengenakan piyama merah. Mengangguk tegas. Senyumnya itu yang mahal. Secangkir susu menghangatkan mereka pagi hari. Cuaca cerah, cahaya surya menerobos masuk dari jendela ruangan yang terbuka gordennya.

"Dunia ini indah," kata Aria, terdengar aneh. Memantik rasa heran Atash. Perubahan kondisi adiknya terlalu cepat. Kurang dari setahun, adiknya menjadi penyanyi, viral ke seluruh dunia. Kiranya apa yang terjadi, Atash juga belum memahami. Namun bukan perihal kepandaian Aria dalam olah vokal yang membuat Atash merasa janggal, melainkan lebih dari itu. Kesembuhan Aria dalam waktu relatif cepat, setelah penyakit itu kronis dan hampir merenggut nyawa adiknya itu.

"Keajaiban?" Atash tiba-tiba menyeletuk sembari tatap matanya tak luput dari Aria. Ekspresi adiknya bukan seperti orang sakit. Padahal Aria, sejak kecil menderita kelainan bawaan di paru-parunya.

"Aku sangat suka menyanyi, rasanya seperti ... Serambi Surga. Di atas panggung, aku merasakan bebas berekspresi, seperti panen bahagia," ujar Aria. Ungkapan kalimatnya terasa seperti bukan dari makhluk bumi.

Hanya Atash, kakaknya, yang tahu nama asli penyanyi Red Angel. Aria, adiknya itu menginjak usia 16 tahun. Di balik nama Red Angel melejit sejak tersohor sebagai penyanyi, Aria hanya seorang penderita Pneumonia.

"Katakan sejujurnya, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Atash. Berusaha menangkap jawaban terlintas di raut muka Aria memendam tawa.

"Kenapa?" Atash malah dibuatnya sedikit tegang.

"Apa maksud senyuman itu?" tanya Atash lagi. Pecah juga tawa Aria.

"Kakak jatuh cinta?!" Aria menutupi tawanya dengan kedua telapak tangan. Suara renyah cekikikan lembut. Tetapi Atash tak menghiraukan adiknya mengajak bergurau tentang Shinta yang beberapa hari lalu ditemuinya. Tawa aneh Aria lebih menyita kecurigaan Atash.

"Siapa kamu yang berdiam di tubuh adikku?" Atash tidak asal bicara. Mengelak dari candaan Aria.

"Kakak naksir Bu Shinta ya?" sisa tawa Aria mengguncang pundaknya. Kali ini Atash tak mengelak lagi. Kakaknya yang tampan tapi jomblo sampai sekarang.

"Ayo, mengaku ...," kata Aria, sedikit menggoda alisnya naik turun.

"Sampai kapan Kakak hanya berteman tulang-tulang sisa masa lampau?" tanya Aria, mengalihkan pertanyaan kakaknya yang sedang curiga.

Lihat selengkapnya