Terbangun.
Aku tertidur di rerumputan. Langsung dari tanah. Cahaya pagi menyambut mataku. Masih merem melek. Tawa ringan pemuda semilir angin. Biarkan bunga menyambutnya. Ini kemenangan. Begitu suaranya kudengar. Bunga untukku? Mekar langsung dari rumput
Terbelalak pandanganku? Tapi itu sungguh bukan bunga di alam dunia. Aku tidak tahu jenisnya. Aku melihat bunga jenis itu, baru di sini.
Bunga Alam Mimpi.
Sayangku. Kamu di mana? Inikah alam mimpi? Kita bertemu. Satu tempat. Satu masa yang sama. Namun dua waktu berbeda.
Sayangku. Aku melihat gadis-gadis belia berebut bunga sisanya. Setelah aku petik bunga darimu. Apakah mereka, para gadis alam ini?
Tuhanku. Jangan ambil kekasihku. Izinkan dia menikmati hidup lebih lama, bersamaku.
________
Penglihatan berakhir. Red keluar dari alam mimpi semalam masih terbayang sampai saat ini di panggung gemerlap. Sorot lampu dan suara menggebu membuyarkan pikirannya. Alunan usai mengiringi sebuah lagu. Tirai merah menutup panggung. Sorot lampu dimatikan secara sistematis. Riuh tepuk penonton membahana rongga atap ruang sekelas konser mewah sedang berlangsung.
"Red!"
Lambai tangan paling menonjol, satu-satunya arah Red Angel berlari kepadanya. Baru saja ia keluar dari tirai panggung. Usai sebuah lagu dinyanyikan. Nada melodi masih bersisa. Riuh penonton masih terasa mengelu-elukan namanya.
"Kak Shinta!" kata Red menyambut seseorang di sana, dengan ekspresi berbinar senang wajahnya.
"Red, selamat!" setengah histeris, Shinta kemarin dipanggil dengan sebutan 'Bu'. Kali ini dipanggil 'Kak'. Piala di tangan Red, itu yang membuatnya berbinar sukacita.
"Selamat!" ujar Shinta sekali lagi.
"Aku sangat tidak percaya ini," kata Red Angel. Dua tangan mereka saling terpaut. Sambil sedikit meloncat di tempat saking girangnya.
"Mereka mungkin salah memilih pemenang," kata Red menyanggah kenyataan sekarang ini. Sambil memamerkan piala bergengsi di tangannya.
"Tidak, mereka tidak salah memilihmu. Penggemar pun memilihmu. Kamu pemenang Music Tallent Asean Award!" balas Shinta. Disambut ekspresi Red berbinar dan ternganga tanpa suara.
"Apa kakak akan senang melihat ini di kasurku nanti?" tanya Red pada Shinta. Pinggulnya sengaja digoyang kanan kiri. Senyum merekah semerah bunga ukiran liontin menggantung di kalung Red.
Shinta memperhatikan ada kilat merah berkilau sekilas dari liontin di dada Red.
Shinta mengangguk, "Kakakmu pasti sangat senang," kata Shinta yakin. Ikut bahagia pada momen acara bergengsi malam ini.
"Dia menonton acara ini?" tanya Shinta. Red menggeleng tak yakin.