Gadis Desa

Kamalsyah Indra
Chapter #5

Amarah Terpendam.

Mike pulang dalam keadaan basah dan babak belur. Wajahnya terlihat kelelahan, penuh luka-luka memar juga sisa darah yang mengering. Bibirnya terlihat bengkak akibat pukulan keras terakhir Febian. Andai saja dia melawan, mungkin wajahnya tidak akan menjadi seperti ini.

"Tuan muda, Anda sudah pulang?" Laki-laki jauh lebih tua darinya menyambut dengan senyuman.

Mike tidak menjawab, dia menjatuhkan tubuh ke sofa. Laki-laki itu menghampiri Mike yang masih memijit keningnya, namun mata laki-laki yang sudah menjadi pelayan selama 20 tahun itu menyipit ketika melihat wajah penuh luka tuan mudanya. "Tuan muda, Anda berkelahi lagi?" tanya laki-laki yang sudah hafal dengan tabiat Mike sedari masih kecil.

"Bukan urusanmu, Giorgino. Urus saja pekerjaanmu kalau gak mau dipecat!" jawab Mike ketus.

"Tapi Tuan, Anda sudah berjanji pada Tuan Besar untuk gak berkelahi lagi di negara orang! Tapi sekarang Anda mengingkari semua janji itu," sergah Giorgino. "Bisa-bisa Tuan besar marah pada saya, Tuan muda!" Seru Giorgino resah. Dia sudah diberi amanat untuk mengawasi Mike agar bersikap baik, dan orang tua Mike bisa berubah di negara terakhir pada masa pertukaran pelajar yang diadakan tahun ini.

"BERISIK! Bikin kepala gue makin pusing tau!" bentak Mike sekeras mungkin. "Elu digaji bukan buat ceramahin gue, tapi buat ngelayanin gue. NGERTI!" bentak Mike sekali lagi dengan kasar. Dia bangun dan melangkah. Namun berhenti tak jauh dari samping pelayannya.

"Ingat, jangan bilang hal ini pada Papah. Kalau sampai Papah tau dan telepon gue, elu tamat!" ancam Mike. Pelayan itu hanya bisa menghela napas.

"Anak itu, kapan berubahnya," keluh pelayan itu. "Bisa-bisa aku kena marah lagi sama Tuan besar!" serunya pasrah.

Brak.

Lihat selengkapnya