Gadis INFP

Duroh
Chapter #6

Luka yang Membentuk

Aku pernah berpikir luka adalah musuh. Sesuatu yang harus dilawan, disembuhkan, atau paling tidak dilupakan.

Tapi kini aku tahu, beberapa luka memang tidak bisa hilang. Namun justru dari sanalah makna tumbuh.

Hari aku memutuskan keluar dari partai, hari itu seperti melepaskan beban yang sudah menempel terlalu lama.

Langkah kakiku ringan, tapi suara-suara di belakangku menggema penuh tuduhan, penyesalan, dan ejekan.

“Kerja pasti capek, Vi.”

“Kalau kamu keluar, kamu sama aja nyerah sama tikus-tikus itu.”

“Nyari kerja susah, kamu mau jadi apa nanti?”

“Gila ya kamu! Kamu bisa jadi bupati dalam waktu dekat!”

Aku hanya tersenyum. Bukan karena setuju. Tapi karena aku paham mereka tidak mengerti.

Aku tidak lelah karena pekerjaan.

Aku lelah karena terus berpura-pura.

Aku tidak ingin menjadi bagian dari sistem yang aku sendiri benci. Dan aku juga tak ingin mengorbankan nuraniku demi gelar dan gaji.

Sebelum keputusanku bulat, aku sudah bicara pada Ayah dan Ibu. Mereka tidak membujukku agar tetap bertahan, tak juga melarang.

Lihat selengkapnya