Bintang di langit Jakarta bekerlap-Kerlip, Dinda berjalan santai dengan membawa sebuah kitab tafsir jalalain di pelukannya menuju kamarnya, " assalamualaikum Dinda" sapa ustadz Achmad ketika berpapasan dengan Dinda.
"Waalaikum salam ustadz" jawab dinda tanpa melihat ustadz Achmad,
" Kata anak-anak kamu mau boyong yah?" Tanya Achmad.
Dinda Hanya mengangguk sebagai jawaban nya,
"Yakin?" Ustadz Achmad masih tidak percaya, sebenarnya ia berat sekali melepas kepergian dinda, entah kenapa ia pun tidak tau.
"Iya"
Achmad membuang nafasnya kasar, "yaudah, tapi nanti kalo kamu boyong, jangan lupa sama kewajiban mu jangan sampai Allah murka. satu lagi, jika nanti kamu udah dirumah jangan lupa buat ngamalin ilmu kamu yang dapat dipesantren ini, ingat hadist yang disampaikan oleh imam Bukhari. (Sampaikan lah padaku walau hanya satu ayat)" nasihat Achmad
"Iya ustadz, makasih atas nasehatnya"
"Yasudah kalo gitu aku pergi dulu, assalamualaikum" Achmad berlalu pergi meninggalkan dinda.
"Waalaikum salam" jawab Dinda lembut, Dinda kembali melanjutkan langkahnya melamar dengan tenang.
Dinda memasukkan kitab-kitabnya kedalam kardus, gerakannya sangat cepat memasuki satu persatu kitab-kitab nya " Fathul qorib, tafsir jalalain " gumam Dinda yang. Memeriksa satu persatu kitab-kitab nya" astagfirullah aladzim! Aku lupa!" Dinda segera berlari menuju lemari nya dan membuka laci dalam lemari itu, ada sebuah buku berwarna biru yang entah itu punya siapa, ia menemukannya disaat dia baru pertama datang menjadi santri baru, Dinda menemukan nya dibawah pohon beringin yang besar dihalaman pesantrennya.
Dinda sudah bertanya kepada semua sahabat dan temannya, tapi mereka juga tidak tahu.
Ada yang bilang kalo buku itu ada sihir nya kan ditemuinya dibawah pohon beringin yang besar. Kata nazla teman kelasnya semasa MA( madrasah Aliyah) dulu sekarang nazla sudah balik ke Aceh karena orang tuanya pindah rumah dan terpaksa dia pun harus pindah pondok juga, sebenarnya sih bisa jika nazla tidak ikut pindah ke Aceh tapi karena nazla memiliki riwayat penyakit jantung orang tuanya tidak mengizinkan nya untuk tetap berada di sini.
Dinda menaruh buku itu didalam kardus bersama kitab kitab yang lain, sejak pertama menemukan buku itu Dinda belum pernah sama sekali membuka lembarannya, karena dia takut pemilik buku itu marah.
Dinda menutup kardus itu dengan lakban lalu diikat dengan tali, kemudian dia taruh di atas bangku meja belajar nya.
Dinda tersenyum ketika melihat figuran kecil yang berdiri dimeja belajarnya, ia raih figuran itu lalu mengusap nya dengan penuh kasih sayang, disana ada foto dirinya dan lestari yang sedang berpelukan sepuluh tahun lalu ketika lestari baru saja memakai jilbab.
Dinda berjalan ke pembaringan lalu merebahkan dirinya, dia terus memeluk figura itu sampai akhirnya dia pergi ke alam mimpi.
Malam penuh ketenangan menemani tidurnya seorang adinda Mawardah, wanita yang sangat cantik rupa dan akhlak nya.
###
Jauh dari ketenangan kamar dinda,musik berdentum keras dipenjuru ruangan itu, siapa pun yang mendengar nya pasti akan sakit telinga.
Seorang gadis cantik yang berpakaian seksi itu menari nari layaknya kupu-kupu, ditangannya ada minuman beralkohol,
Musik bertambah kencang, jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi semua manusia yang berada diruangan itu semakin gembira, mereka menari-nari menghilangkan stress yang berada dikepala,
Seorang lelaki hidung belang itu mendekati seorang gadis berpakaian seksi lalu mencium nya, gadis itu tak membalas atau menolaknya karena dia sedang berada di alam bawah sadar. Gadis itu adalah lestari.
Bhukk..
Seseorang memukul Lelaki hidup belang itu sampai tersungkur, suasana mendadak senyap.
"Lho apain tari hah!" Orang itu memukul Lelaki itu lagi, amarah nya sudah memuncak,
" Laska! Lo apa apaan sih!" Bentak salsa pada orang itu yang bernama laska.
"Dia udah nyium tari!" Ucap laskar kesetanan, laska kembali memukul Lelaki hidung belang itu