Gadis Kolong Sampah

Kuni 'Umdatun Nasikah
Chapter #7

Kehilangan Perhiasan

*POV Ranaa Hafizah 

Kami serempak gelagapan berpapasan dengan mata di ambang pintu.

“Apa yang kalian lihat dan dengarkan barusan adalah pelajaran besar.” Pak Su memegang krah jaket kulitnya. Menarik topi di kursi. Mencolek Mas Hakim agar mengikutinya pergi.

Sudah dua puluh hari, tapi opini di kepalaku tidak lebih mengiris hati. Realita yang baru saja kulihat dan kudengar terlalu menyakitkan bagi seorang perempuan malang.

Kutatap lamat-lamat pintu yang tertutup itu. Apa yang terjadi selama lima belas menitnya?

Para pegawai malah bubar. Bukannya memastikan keadaan Ratna. Mereka sungguh tidak peduli lagi dengan orang lain. Mereka hanya berpikir bagaimana caranya mencari aman. Persis yang kupikirkan di awal-awal kedatanganku. Saat aku tidak peduli dengan sesiapa, keadaan Ratna membuatku terluka.

Begitu pintu kubuka, aku sudah melihat Ratna merentangkan kedua tangannya di atas onak pesakitan. Dia sudah seperti hewan yang telah disembelih, lalu dikuliti. Menggelepar tidak berdaya. Sayangnya tidak kutemukan helaian kain panjang di sana, selain sobekan kain yang Ratna kenakan tadi. Aku berjingkat-jingkat ke bilikku, lalu kuambil selimut tipisku. Kuseret cepat-cepat. Hatiku disayat-sayat melihat penampakan Ratna yang menyedihkan.

Aku menggelar selimut itu ke seluruh perhiasannya. Kududukkan Ratna. Kupeluk dia. Kudekap sebisaku. Aku dapat merasakan tubuhnya bergetar sangat hebat dan telapak tangannya yang dingin. Wajahnya sudah pucat seperti orang hendak menemui ajalnya.

“Ratna, aku di sini bersamamu.”

Dia ingin menjawab, tapi justru terisak dalam beku.

“Maafkan aku, Ratna. Aku tidak bisa menjangkau sepedih apa hatimu.”

Lama semakin lama tangannya mencengkram punggungku.

Ujung selimut tersingkap. Kutemukan bercak merah. Dan, artinya apa itu? Aku gagal paham. Aku yang pernah disebut perempuan telat dewasa, tidak mengerti kenapa ada darah segar di sana?

Kulepaskan pelukanku.

“Ratna, apakah Pak Su melukaimu? Dia menggunakan senjata tajam? Tapi, kulihat dia tidak membawa pisau atau apa pun, Ratna?”

“Aku gagal, Fizah. Gagal.”

“Maksudnya gagal?”

Lihat selengkapnya