Gadis Kolong Sampah

Kuni 'Umdatun Nasikah
Chapter #37

Makan Malam

*POV Ibban Nizami


Di Banyuwangi.

Seperti yang sudah aku janjikan tadi, Mbak Rubia memintaku ikut makan dengannya dan Pak Iman, dan aku menyaguhi itu. Berhubung sore aku masih ada jadwal mengajar, aku mengusulkan acaranya diganti malam. Mbak Rubia mengiyakannya setelah bicara dengan Pak Iman.

Aku paham alasan Pak Iman mengajak makan Mbak Rubia. Hanya saja aku berpura-pura tidak mau ikut campur urusan mereka. Semenjak aku tahu gerak-gerik Pak Iman yang berbeda kepada Mbak Rubia, aku mengurangi jarak dengan Mbak Rubia. Namun, sejauh ini pertemanan kami tidak berbeda dengan sebelumnya.

Sekali dua kali Mbak Rubia tetap memberiku bekal makan siang. Pernah aku menyuruhnya untuk tidak memperlakukanku demikian. Lebih baik untuk meraih kemaslahatan dalam pertemanan. Tetapi, ternyata Mbak Rubia juga memberikan kotak makan siang itu untuk Pak Iman yang sering memberinya snack. Sekarang Mbak Rubia memilih meminta izin terlebih dahulu sebelum membawakanku bekal. Lebih-lebih, akhir-akhir ini ibuk memperlakukanku manja seperti anak perempuannya.

Aku menunggu di pos satpam. Kutelepon Mbak Rubia.

"Bu Bia, saya di pos satpam. Magriban dulu kalau belum."

"Ini saya dan Pak Iman baru selesai, Pak. Tunggu kami sebentar." Langsung ditutup.

"Ngedate berdua, Mas?"

"Nongkrong."

Kumasukkan handphone dalam saku jas.

"Gimana pencurian motor yang kemarin itu?"

"Langsung dilaporkan, Mas."

"Tadi polisi ke sini? Bener?"

"Iya, Mas. Kronologi kejadiannya sudah terekam jelas di CCTV. Sudah dibawa mereka sebagai batang buktinya."

"Saya dengar itu bukan mahasiswa sini, tapi menyamar."

"Video sudah disebar. Dominan komentarnya emang katanya bukan mahasiswa kampus ini."

"Baguslah kalau begitu."

"Assalamu'alaikum?" Lantang suara itu berasal dari arah belakangku.

Pak Iman memukul pundak satpam tersebut.

"Ayo, Mas ikut kami."

Satpam tersebut mendongak. "Kami siapa maksudmu?"

"Aku, Mbak Rubia, dan Mas Nizam."

"Lhah dalah. Saya kira berduaan." Satpam itu melengos.

"Monggo, Pak Ibban." Mbak Rubia muncul.

Lihat selengkapnya