Gadis Kolong Sampah

Kuni 'Umdatun Nasikah
Chapter #124

Di Pangkuan Ibu

*POV Ibban Nizami


"Terima kasih, Mas Nizam. Tidak salah saya pilih panjenengan jadi narsum harlah ngaji kopi warung sastra dan Alquran ini." Pak Din menepuk punggung kiriku. Lalu menambah, "Pokoknya saya demen, Mas. Walaupun lokasinya agak jauh, panjenengan jangan banyak acara kalau sini pas butuh narsum. Anak-anak muda di sini butuh mentor seperti panjenengan."

Aku memberinya tawa ringan.

Pak Din menunjuk kursi dekat pintu. Ada wanita bertubuh besar duduk mengobrol dengan siapa. Entah. Lalu, Pak Din berbicara lagi, "Emak-emak yang duduk di sana, tadi juga bilang ke saya. Sekaligus nanya. Kalau misalnya yo, Mas, ada undangan nyanyi di pernikahan apa ya mau?"

"Monggo kalau saya tidak ada acara. Alhamdulillah dua minggu terakhir ini saya baru saja gabung grup gambus. Kontak personnya bisa ke saya."

"Pantesan to, Mas. Panjenengan cocok jadi penyanyi."

"Paket lengkap, Mas. Terus kaya panjenengan ini sudah punya calon istri apa belum?"

"Emak-emak yang di belakang itu ngantri, Mas." Pak Din berseloroh.

Aku tertawa. Pak Din mengajak bangkit.

"Yang ngantri Emak-emak?"

Pak Din pun menertawakan perkataannya sendiri. "Maksud saya ngantri jadi mertua, Mas."

"Nggeh, nggeh. Kalau begitu saya pamit, Pak. Matur sembah nuwun (terima kasih)."

"Langsung pulang atau ke mana?"

"Akhir pekan kalau tidak ada acara, saya pulkam, Pak."

"Banyuwangi nggeh?"

"Nggeh, Pak."

"Sabtubtidak ada jadwal mengajar?"

"Ini liburan semester, Pak."

"Woh iya, Mas. Anak saya itu di UIN masih semester dua ini, Mas. Yang paling besar, laki-laki, baru wisuda pertengahan tahun ini."

"Alhamdulillah." Aku memberi senyum.

Pak Din menoleh. Mengangsurkan oleh-oleh dari salah satu panitia yang baru mendekat padanya. "Ini, Mas. Mugi-mugi barakah."

"Aamiin aamiin. Kalau orang tua Mas Nizam belum dapat calon menantu, semoga segera dipermudah semuanya, Mas. Aamiin."

Lihat selengkapnya