Gadis Kolong Sampah

Kuni 'Umdatun Nasikah
Chapter #130

Yang Belum Diketahui

*POV Ibban Nizami


Kupikir Ratna tidak akan mampu kubujuk untuk berbicara. Sebab, dari gelagatnya semula, dia kelihatan amat canggung. Tapi, keterusterangan yang kudengar darinya tadi semakin dapat kuterima dengan akal. Meski juga itu bukan penjelasannya secara detil. Sebagiannya adalah privasi yang tidak mungkin diceritakan. Aku harus menghargai itu. Aku sudah cukup mendapatkan jawaban itu dengan dada lebih lega. Semuanya sudah jelas bagiku. Ratna dan Fizah pernah bekerja di klub malam atas paksaan seseorang. Lebih tepatnya mereka dibohongi. Dua orang yang pernah mengajar waktu itu, mereka ialah orang-orang yang dulu bersangkutan dengan Fizah dan Ratna. Artinya, mereka berdua belum aman sampai di titik ini. Apalagi gembong klub itu justru masih menjadi buronan.

Sudah jelas pula kalau Yazeed bukanlah suami Ratna. Aku tidak akan menganggapnya kawan rival walaupun saat ini dia juga berusaha mendapatkan persetujuan Fizah. Namun, aku yakin keinginan terbesar Fizah saat ini bukanlah menikah. Bayang-bayang masa lalunya pasti masih menjadi momok terbesarnya, di tengah banyaknya cita-cita yang ingin dia raih. Sedangkan Ratna, dia hanyalah perempuan malang yang harus menanggung nasibnya sendirian sebagai calon ibu tunggal. Melihat kenyataan ini, aku hanya bisa mengulang satu kata permintaan maaf. Aku kembali mengutarakannya sebelum aku pamit pulang. Dari tadi, aku melihat gelisah membungkus wajahnya yang sebetulnya sangat ayu.

"Apa kamu nyaman tinggal di sini?" Tiba-tiba kalimat itu terdorong keluar.

Ratna mengangguk. Tapi, aku tidak sepenuhnya yakin.

"Apa kamu benar-benar sehat?"

Dia mengangguk lagi.

Dia mendadak lebih dingin setelah tadi kami bercakap-cakap cukup panjang.

"Mungkin saja dua lelaki yang mengejarmu waktu itu, mereka akan segera ditemukan polisi."

Dia menunjukkan tatapan lebih serius.

"Kamu nggak kenal mereka berdua, Pak. Nggak. Nggak semudah itu. Mereka bisa saja melibatkan dukun. Mereka jahat dan licik. Apa yang membuat mereka bisa bertahan sampai sekarang, itu karena mereka sangat piawai. Kenapa perempuan-perempuan lain justru ngalah dan manut pada mereka? Perempuan-perempuan itu sudah nggak berdaya. Hanya aku dan Fizahlah yang berhasil lolos. Mungkin mereka bingung, kenapa kita bisa lolos dengan mudah. Maka dari itu, mereka terus mencari kita. Aku tahu, mereka sebetulnya sudah tahu keberadaanku dan Fizah di mana. Jika waktunya sudah tepat, mereka pasti akan datang ke sini. Mereka akan datang ke sini, Pak." Ratna terlihat seperti orang yang sangat ketakutan. Dia berbicara sangat serius, tapi dengan air muka gemetaran. Matanya setengah melirik kanan kiri seperti mengintai orang yang merasa diawasi. Kenapa dia tiba-tiba bisa berubah sangat drastis?

"Aku pergi." Dia ngeloyor pergi. Dia berjalan setengah berlari. Menyuruh para penjaga itu menutup kembali gerbangnya.

Dua penjaga menghampiriku.

Aku segera melemparinya pertanyaan. "Ratna kenapa?"

"Kami tidak tahu. Ini privasi seluruh penghuni pondokan ini."

Aku mengurungkan diri. Mereka pasti juga tidak akan mau bicara. Mereka hanya bawahan yang menuruti perintah Yazeed.

"Kapan saya bisa bertemu Yazeed?"

Lihat selengkapnya