"Mengapa....... mengapa aku yang selalu tersakiti mengapa selalu mereka berdua yang dapat perhatian dan kasih sayang lebih dari ayah dan ibu." Ucap Adiva menangis tersedu sedu sambil meratapi nasibnya sebagai anak sulung
Kemudian adiva bangkit dari tempat ia duduk dan menghapus air matanya agar tidak terlihat rapuh dan lemah. Kemudian adiva berjalan menuju pusat perbelanjaan kota dan tak lama kemudian adiva tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang yang tidak ia kenali namun dibalik seseorang yang tidak sengaja ia tabrak itu adalah seorang pelatih seni bela diri terbaik di dunia walaupun usianya masih terbilang cukup muda.
"Aduh.... Maaf kak saya tidak sengaja menabrak kakak" Ucap adiva dan merasa bersalah atas kelalaiannya berjalan sambil melamun
"Ooh... Iya ngak papa kok dek, lagian kamu juga ngak sengaja kok, ouh ya dek kakak boleh tanya sesuatu ngk sama kamu."
"Boleh mau tanya apa kak"ucap adiva sambil kebingungan mengapa kakak itu ingin bertanya kepadaku.
"Dek, kamu habis nangis ya dan apa yang membuat kamu menangis?" Bertanya kakak itu yang penasaran dengan apa yang membuat adiva bersedih.
"Eehh.... Ngk kok kak aku ngk habis nangis." Ucap adiva sambil terkejut kenapa kakak itu bisa tau kalau aku habis menangis.
"Udah dek kamu jangan boong sama kakak ndak usah ditutup tutupin kalo ada masalah ungkapkan saja apa yang ingin kamu katakan anggap saja kakak ini kakak kamu sendiri! " Ucap kakak itu
"Makasih Kak atas perhatiannya, se sebenarnya saya....saya menangis karena saya merasa tidak ada yang menyayangiku sebab kedua orang tua saya lebih mementingkan dan menyayangi kedua adikku dibandingkan aku yang tidak pernah diperdulikan sama sekali, padahal aku juga ingin sekali merasakan rasanya disayang sama kedua orang tuaku, sebenarnya juga aku selalu merasa iri jika aku melihat keluarga yang harmonis yang menyayangi anaknya bagaikan belahan jiwanya." Ucap adiva sambil terharu ketika kakak itu menganggap dirinya sebagai adiknya sendiri hingga akhirnya adiva pun meneteskan air mata.
"Eehh....dek kenapa nangis kakak salah ya kakak minta maaf deh kalo gitu"
"ng....ngak kok kak aku menangis karena bahagia ternyata masih ada ya orang baik didunia ini disaat dunia ku akan hancur karena tidak ada yang bisa ku harap kan justru Allah menurun kan orang baik ya."
"Hmmmm.....ah adek bisa aja kakak jadi malu nih, oh iya dek kita sudah bicara sejauh ini tapi masih belum tau nama kamu, perkenalkan nama kakak Richard, kalo adek siapa namanya? "
"Oh ya kak kenalin nama aku Adiva kak Richard,senang sekali bisa kenal sama kak Richard." keduanya sambil berjabatan tangan dengan wajah senang
"Kakak juga senang bisa kenalan sama Adiva, nah gitu dong senyum jangan nangis terus kan cantik kalo senyum."
"ih kak Richard bisa aja kalo ngomong."
"dek, kamu besok mau ikut kak Richard latihan seni bela diri ngak?"
"Mau ikut dong kak Richard soalnya aku juga mau jadi kuat kaya kak Richard biar aku bisa jaga diri sendiri dan ngak ngerepotin orang lain dan aku janji deh kak Richard aku nggak bakal cengeng lagi kalo ada masalah."
"Oke deh kamu yang janji yah,ternyata adiknya kakak Richard cepet banget ya tumbuh dewasa nya."
"Hehehe.....ya harus dong kak biar ngak di bodohin sama orang lain."
"Tapi bagi kakak kamu masih tetap bocil, kaya botol Yakult yang kalo marah tuh ngegemesin tau hahahahahahha..hahahaha..hahhaha"
"iiihhh... kak Richard ngak lucu tau ngatain aku botol Yakult hmmmm...... ngk mau tau pokoknya aku ngambek tau hmmm"
"eh iya deh maaf dek kamu emang adik kakak yang udah tumbuh dewasa"
"Hmmmm beneraannn"
"Iya adekku sayang"
"Aku juga sayang sama kakak, walaupun kakak bukan kakak kandungku tapi kakak adalah orang yang aku sayang dan aku anggap sebagai keluarga ku sendiri" Adiva berkata seperti itu sambil tersenyum.
"Makasih ya dek kakak juga sayang sama adek adiva dan akan selalu seperti itu dan kak Richard janji bakal ngelindungin km dan menjaga senyum Adiva selama nya, oh ya Adiva simpan nomer WhatsApp kak Richard biar gampang ngehubungin kamunya oke udah sore Adiva kamu pulang dulu kerumah besok ketemu lagi kok buat latihan bela diri nanti kakak share lokasinya deh km harus istirahat oke Adiva ku sayang"
"Tapi kak aku ngak mau jauh dari kakak"
"hmmmm dasar anak nakal km ya pulang besok ketemu lagi kok"
"Bener ya kak besok ketemu lagi!"
"ih iya dasar adek bawel"
"Ouh oke deh kak Richard aku pulang dulu kerumah sampai jumpa ketemu lagi besok"
"Iya selamat tinggal adekku sayang,hati hati di jalan ya?"
"Iya kak"
Keesokan harinya Adiva pun berkunjung ke lokasi yang Richard kasih sampai disana Adiva terkejut karena tempat latihan bela diri nya sangat luas dan besar disana juga ada lapangan untuk lari nya juga dan masih banyak tempat lainnya yang belum di kunjungi Adiva.
"Wah besar sekali aku belum pernah melihat tempat sebesar dan semegah ini sebelumnya mungkin aku akan betah latihan disini dan aku bisa dapat teman teman baru di sini wah menyenangkan sekali"
"Eh Adiva kamu udah datang ayo kesini ngapain kamu disitu diem aja sini latihan kakak ajarin seni bela diri nya"
"Eh iya kak, mohon bimbingan nya kak"
"Iya,kalian semua kesini"
"Baik" Mereka ucapkan dengan serentak
"Perkenalkan ini adik angkat saya namanya Adiva dengerin baik baik ya jangan ada yang berani ngelakuin hal macem macem sama adik kesayanganku ini"
"Hah kesayangan ngk bisa gitu dong koch kesannya ngk adil kan kalo nanti latihan nya ringan dan ngk sama kaya kita, benar itu" Dengan serentak mereka katakan.
"Kalian tenang saja Adiva bakal dapat latihan yang sama seperti yang kalian jalani tapi saya minta jangan lakuin hal-hal yang membuat Adiva celaka oke."
"Nah kalo gitu oke deh kami setuju"
"Okeh latihan kali ini berlari 100 putaran kalian mengerti"
"Siap mengerti"
"Hah kak yang bener aja banyak bangett huhuhu"
"Adiva kamu ingat sudah berjanji sama kakak agar jadi orang yang kuat sama seperti kakak"
"Iya aku ingat kak hmmmm..... oh.. oke deh aku bakalan menepati janjiku sama kakak"
"Ayo lebih cepat lagi Adiva, jangan berhenti ini masih 50 putaran, masih ada 50 putaran lagi" teriak sang Richard kepada Adiva yang sedang berlatih.
"huh kak, Adiva capek banget, aku mau istirahat dan minum dulu kak, Adiva benar-benar haus dan capek" Permohonan adik kesayangannya kepada kak Richard.
"tidak Adiva kamu ngak boleh minum sebelum menyelesaikan latihan mu aku tau ini sulit bagimu, tapi kamu pasti bisa, ayo jangan berhenti! ini semua demi kebaikanmu untuk bisa bertahan dimasa depan karena kamu ngak tau betapa kejam dan kerasnya kehidupan nanti" Jawaban dari kak Richard.
Adiva walaupun masih berumur 10 tahun ia harus tau bahwa kehidupan itu tidak semudah yang ia kira maka ia harus menjalani latihan yang sedang berjalan saat ini agar tidak membuatnya terkejut saat nanti ia bertemu masalah di masa yang akan datang dan Adiva harus terus berlari sambil meringis menahan rasa haus dan laparnya walaupun itu terasa sulit baginya