“Kiran! Pulang bareng ya?” Windy menghampiri Kiran sebelum Kiran keluar ruangan.
“Lho, kamu nggak dijemput Win?” Kiran heran. Biasanya memang Windy dijemput, atau dia nebeng mobil Zevania. Namun sore ini Zevania harus langsung menjenguk tantenya yang ada di rumah sakit.
“Enggak,” jawab Windy.
“Ya udah yuk,” kata Kiran sambil tersenyum.
“Eh kalian mau pulang?” Tiba-tiba terdengar suara dari belakang mereka. Keduanya langsung menoleh. Petra setengah berlari menuju mereka.
“Iya,” jawab Kiran dan Windy bersamaan.
“Kenapa emangnya Pet?” tanya Kiran.
“Lho itu ngapain bawa helm 2?” Windy tiba-tiba menunjuk dua helm di masing-masing tangan Petra.
Petra yang belum sempat membalas pertanyaan Kiran langsung gelagapan saat mendengar pertanyaan Windy barusan. Dia berusaha menyembunyikan dua helm di balik pantatnya.
“Eh ... ini? Ini punya Wendra, tadi dia nitip gitu buat dibawain helm satu lagi tapi dia lupa terus udah keburu pulang sekarang. Ya gitu deh,” jawabnya segera, mulutnya serasa berbusa dan kata-katanya keluar tidak beraturan.
“Oh Wendra,” kata Windy, dia nyengir usil.
“Kenapa?”tanya Petra, langsung curiga melihatnya.
“Ah enggak kok. Yuk Kir, pulang. Bye Pet,” katanya sambil menyeringai. Dia lalu menyeringai dan menggamit lengan Kiran. Alasan Petra cukup masuk akal. Tapi dalam hati dia merasa tahu jawaban yang sebenarnya. Hanya saja dia tidak mau bilang. Tidak di depan Kiran. Lagian bisa-bisa harga diri Petra langsung anjlok.
Windy dan Kiran lalu keluar ruangan. Saat hendak mendekati pintu gerbang, Windy mendadak berhenti.
“Lho kenapa Win?” tanya Kiran heran.
“Itu tuh Kir, ada Pak Mustofa,” katanya takut-takut sambil menunjuk seorang pria tua yang sedang duduk di luar pos satpam. Kiran tertawa kecil.
“Ya ampun, kamu takut sama Pak Mustofa? Dia baik tahu,” katanya.
Windy memandangnya tak percaya.
“Dih baik gimana? Waktu itu pas abis syuting kita dimarahin lho sama dia. Kamu sih nggak lihat waktu itu. Serem abis,” balasnya dengan suara gemetar. Dia melihat ke arah Pak Mustofa Kiran tertawa lagi.
“Kalian kelar syutingnya sore kan? Wajar lah dimarahin. Udah jam segitu belum pulang juga,” balasnya.