Keesokan harinya rupanya Kiran dan Windy malah lupa sama sekali untuk memberi tahu anak-anak yang lain karena saat Petra meminta mereka semua untuk berkumpul, dia tiba-tiba memberi tahu mereka kalau dia punya info yang mengejutkan.
“Kalian inget cowok yang berkomunikasi sama si hantu Gadis Merah?” tanyanya. Semua temannya langsung mengangguk.
“Emang kenapa?” tanya Wendra heran.
“Ada yang aneh di sini,” balas Petra kemudian.
“Apanya yang aneh?” Juna mengerutkan dahi, kebingungan.
“Tadi malem aku udah googling. Nah nemu deh info soal si cowok ini. Katanya dia syok gitu kan? Paginya dia ditemuin linglung. Di ceritanya nggak ada penjelasan lebih jauh soal itu. Tapi menurut info yang aku dapet, dia kayak kaget karena sesuatu, dan bukan karena pertemuannya sama si hantu.”
“Hah?” Wendra langsung melongo.
“Maksudnya apaan?” Juna menatap Petra bingung.
“Paham nggak?” tanya Petra tak sabaran.
“Nggak lah!” balas teman-temannya spontan.
“Omongan kamu tuh berbelit-belit,” kata Zevania blak-blakan. Wajah Petra langsung berubah kecut.
“Gini deh, jadi dia linglungnya bukan karena abis ketemu sama si cewek hantu itu, tapi karena sebab lainnya?” tanya Kiran, dengan sabar mencoba mengurai benang ruwet yang ditebarin sama Petra.
Petra langsung menjentikkan jarinya, wajahnya berubah cerah.
“NAH! Kiran mah cerdas, nggak kayak kalian semua,” katanya spontan sambil menunjuk teman-temannya dengan telunjuk. Wajahnya terlihat songong. Wendra langsung melemparkan bola kertas padanya.
“Yang nggak pinter jelasin tuh siapa?” balasnya jengkel. Petra langsung menunjukkan mimik muka menyebalkan dan tak peduli.
“Ya udah, jadi dia kenapa?” tanya Zevania, mulai bosan dengan Petra yang tidak langsung menuju pokok pembicaraan.