Gadis Merah

Andam Aulia
Chapter #15

Peringatan Bahaya

Kiran lalu membagikan naskah yang sudah dieditnya. Setelah berdiskusi dengan Petra, mereka memutuskan untuk menggunakan inisial MS daripada nama asli Miranda dan inisial AY daripada nama asli Agustinus. Untuk nama guru yang diduga terlibat, mereka sepakat untuk tidak memasukkannya ke dalam adegan karena terlalu riskan dan tidak pantas. Apalagi mereka khawatir akan dimarahi oleh pihak sekolah.

“Ini murni cerita horor, bukan detektif,” kata Petra akhirnya setelah mereka semua membaca naskah baru lalu menghafalkan dialog di dalamnya.

“Setuju,” kata Wendra.

“Nanti kita tunjukin ke Bu Ningrum dulu nggak sebelum dikirim?” tanya Windy.

“Pasti lah, Bu Ningrum harus bikin laporan juga kalo ada murid yang mau ikut lomba kan?” balas Petra.

“Ya udah, sekarang kita tinggal syuting adegan terakhir. Mas Heri siap-siap ya,” lanjutnya, menoleh kepada anak kelas 3 yang berperan sebagai kepala sekolah.

Mereka lalu mulai syuting. Sekitar satu setengah jam kemudian semua proses selesai. Hasilnya  lalu diserahkan pada anak kelas 1 yang biasanya mengurus bagian editing untuk dicek dan diedit. Untuk berjaga-jaga Petra bahkan membuat salinan rekamannya untuk dirinya sendiri. Begitu selesai mereka langsung menuju kantin, untuk makan siang sekaligus merayakan selesainya syuting.

“Cheers!” seru Wendra senang. Dia mengangkat milkshake cokelatnya dengan puas. Walaupun capek dia puas semua proses sudah selesai.

“Cheers!” balas teman-temannya sambil mengangkat minum masing-masing.

Setelah semua orang selesai makan, Petra berkata.

“Tadi aku lihat Bu Ningrum belum pulang, masih ngurus nilai. Aku mau ke kantornya dulu, kasih liat hasil akhir kita,” tanyanya.

Semua temannya mengangguk. Petra langsung beranjak dari tempat duduknya dan menuju ke ruang guru yang tidak begitu jauh dari kantin.

“Sore Bu,” kata Petra begitu sampai di depan meja Bu Ningrum.

“Sore,” balas Bu Ningrum pendek tanpa mengangkat wajah dari apa yang sedang dikerjakannya. Kelihatannya dia sedang mengurus nilai ujian Matematika kelas sebelah karena Petra diam-diam berusaha mengintip walaupun akhirnya setengah kertas ditutupi oleh Bu Ningrum yang menyadari tatapannya.

“Ini Bu, saya mau memperlihatkan naskah akhir film pendek dari klub kami,” kata Petra kemudian, setelah salah tingkah gara-gara aksinya ketahuan.

Dia lalu meletakkan naskah di meja. Setelah mengatakan itu, anehnya dia langsung merasakan tengkuknya merinding. Dia menoleh dan melihat beberapa guru memandang ke arahnya dengan pandangan penuh arti. Ketika pandangan mereka disadari oleh Petra, mereka kontan menundukkan kepala, kembali ke kegiatan yang sedang mereka lakukan sebelumnya. Petra mengernyit, tapi dia diam saja. Perasaannya tidak enak, belum pernah dia melihat para guru berlaku seperti itu kepadanya.

Petra mengalihkan pandangan kembali kepada Bu Ningrum. Dengan heran dia melihat buku-buku jari Bu Ningrum yang memegang naskah memutih. Setelah itu beliau mengembalikan naskah ke atas meja. Tanpa memandang Petra, bahkan tanpa berkata apa-apa, dia tiba-tiba berdiri dan berjalan pergi.

 Petra langsung melongo bingung.

***

Lihat selengkapnya