Gadis Neraka [Manusia] Laki-laki Malaikat

AniAliRes
Chapter #5

LURRA : PENGABULAN PERMINTAAN MANUSIA YANG KOTOR

Di depan cermin lemariku, aku dan Angelus sekarang melihat bagaimana wanita tua itu menangis dan merintih. Sungguh kasihan bahwa dia rela jika saat dirinya tiada, jiwanya akan pergi ke neraka hanya karena demi anaknya tidak menyakiti siapapun lagi.

"Ini aneh."

Aku menengok ke arah Angelus, "Ada apa?"

"Biasanya jika makhluk dari neraka atau surga dipanggil, mereka akan menampilkan wujud sebenarnya, begitu juga dengan Gehenna. Tetapi mengapa Gehenna memakai wujud seperti itu?"

"Bukankah Gehenna memang perempuan dan kamu laki-laki?"

"Tidak, kami tidak memiliki jenis kelamin. Saya mengikuti jenis manusia seperti Lurra."

Pantas saja Angelus seperti melihatku dulu sebelum akhirnya berubah.

"Seperti apa wujud Gehenna sebenarnya?"

"Bukankah kamu sudah pernah melihatnya?" Angelus malah balik bertanya.

Aku mengangguk, mungkin yang dimaksud adalah api hitam yang besar, saat pertama kali aku melihat mereka.

"Kata para tetua, Gehenna tidak pernah memakai wujud lain. Ini adalah pertama kalinya Gehenna memiliki wujud lain. Biasanya Gehenna akan merasuki tubuh manusia jika itu perlu." lanjut Angelus.

Beberapa menit kemudian Gehenna menembus cermin sehingga aku terlonjak kaget sejenak karena kedatangannya yang tiba-tiba.

"Sekarang apakah kalian ingin melihat bagaimana makhluk dari neraka menghilangkan manusia?"

"Iya, aku juga penasaran." aku menengok ke arah Angelus.

"Mungkin saya dapat belajar sesuatu." jawabnya dengan pelan.

'Sungguh kasihan melihat seorang malaikat muda akan melihat sebuah aksi pembunuhan. Angelus sekarang malah mirip anak ayam dibanding anak anjing.'

Kami bertiga masuk ke cermin tersebut. Tubuhku terasa aneh ketika melewati cermin, seperti ada getaran. Aku sampai di depan rumah yang sederhana, aku dan Angelus tidak perlu melihat apa yang dilakukan Gehenna lewat cermin. Aku sekarang dapat melihat secara langsung. Di sana terdapat seorang perempuan yang sedang menidurkan anaknya. 

Dengan nada datar Gehenna mulai menjelaskan, "Manusia tadi mengorbankan perempuan yang tidak sengaja dihamili oleh anaknya. Perempuan itu adalah orang yang baik, dia sangat mencintai putrinya walaupun itu adalah anak haram."

Angelus terlihat menghela napas, ini pasti membuat hati nuraninya terluka. Aku juga merasakan sesuatu yang sesak di dada. Perempuan tersebut terlihat bahagia sambil melihat anaknya yang tertidur. Suara yang dia keluarkan untuk menyanyikan lagu tidur, terdengar sangat indah.

"Itu sangat indah." gumam Angelus.

Ya, aku pernah mendengar bahwa nyanyian seorang ibu yang sedang menidurkan anaknya dapat membuat malaikat datang karena suaranya sangat indah dan suci.

"Sepertinya ada pelayan setia Tuhan tadi di sini."

"Iya, dia pasti datang karena mendengar nyanyian nyonya tersebut. Lalu segera pergi ketika dia tahu bahwa nyonya tersebut tidak akan lama lagi."

"Kalian penakut. Melihat seorang manusia pergi saja tidak berani."

Sepertinya aku tidak boleh terlalu lama membiarkan Angelus berdua bersama Gehenna. Aku tidak ingin mental seorang malaikat muda rusak karena Gehenna.

Mataku tiba-tiba melihat sebuah bentuk api berwarna krem atau disebut juga kuning gading. Aku merasakan aura yang sulit dijelaskan, ini seperti dingin namun juga hangat. Warna auranya hitam dan putih yang saling bercampur satu-sama lain.

"Apa itu?"

"Lurra juga melihatnya." balas Angelus, "Yang Lurra lihat adalah sang penghakiman. Sang penghakiman akan selalu ada jika sebuah makhluk akan tiada. Sang penghakiman adalah makhluk yang netral, tidak memihak siapapun."

"Apakah dia yang mencabut nyawa-nyawa sekaligus memilih ke manakah dia akan pergi selanjutnya?" Angelus mengangguk atas pertanyaanku.

'Ku pikir malaikat pencabut nyawa tugasnya hanya mengambil nyawa seseorang saja.'

Tubuh Gehenna menembus dinding. Aku bersama Angelus memilih untuk menyaksikannya lewat jendela. Aku langsung menyadari bahwa Gehenna memegang sebuah pisau.

'Astaga, aku tahu bagaimana ini akan terjadi!'

"Angelus tutup matamu!"

Angelus langsung menutup matanya sedangkan aku menutup telinganya. Gehenna tanpa berperasaan menusuk punggung perempuan tersebut berkali-kali. Perempuan tersebut menjerit meminta tolong dan berusaha pergi keluar. Dia memeluk anaknya dengan kekuatan penuh.

Aku merasa diriku terguncang, tanganku seolah ingin membantu perempuan tersebut. Namun, aku memilih untuk menutup telinga Angelus lebih rapat lagi.

"Bau darah." gumam Angelus dengan air mata yang mulai mengalir.

'Gehenna pasti sengaja melakukannya.'

Mata Gehenna memandang tanpa perasaan ke mayat perempuan tersebut. Anaknya terlihat menangis dengan keras. Aku tidak menyangka jika aku akan melihat aksi pembunuhan.

"Kita akan pergi, biarlah sang penghakiman yang mengurus sisanya."

Aku mengikuti Gehenna, Angelus telah membuka matanya ketika kami berbalik, begitu juga dengan diriku yang tidak lagi menutupi telinganya. Ini seperti aku menyuruh seseorang untuk tidak boleh melihat adegan berciuman sedangkan aku sendiri melihatnya.


"Apa yang sedang kamu lakukan?"

Aku menutup hidungku ketika kami memasuki sebuah gang yang kotor dan bau. Angelus beberapa kali batuk, ku harap malaikat tidak mempunyai alergi terhadap sampah dan baunya.

Kami sampai di daerah kumuh. Gehenna pergi menuju ke seorang pria yang sedang mengobrol bersama teman-temannya, tetapi mungkin bukan hanya mengobrol saja. Aku melihat ada minuman alkohol dan sedang bermain kartu remi, apakah mereka sedang melakukan perjudian?

Gehenna masuk ke dalam tubuh pria tersebut sedangkan yang lainnya tidak menyadari apapun. Aku sungguh tercengang melihat sesuatu yang seperti film fiksi, tetapi tidak terlalu juga. Dari dulu aku memang selalu melihat hal aneh.

Permainan tersebut dimenangkan oleh Gehenna. Aku sudah menebaknya, apalagi dia tidak suka kekalahan. Mengambil sejumlah uang lalu pergi. Gehenna sangat hebat dalam berakting. Kami kembali ke rumah yang tadi. Aku dapat merasakan bahwa malaikat pencabut nyawa masih ada di sini.

Tanpa aku sadari pakaian pria itu sudah berlumuran darah. Ah, sekarang aku mengerti jika pria itu adalah anaknya si wanita tua tersebut. Tiba-tiba sudah ada tali yang menggantung dengan kursi sebagai pijakan di bawahnya. Untuk kali ini Angelus biasa saja, mungkin karena pria itu adalah seorang penjahat.

Pria itu mati dengan motif bunuh diri setelah membunuh seorang perempuan yang dia hamili. Aku melihat pintu kamar terbuka, segera saja aku ke sana karena penasaran. Di sana, aku melihat bayinya sudah tertidur pulas di kasur.

'Apakah malaikat pencabut nyawa itu memindahkannya?'

Darah wanita tersebut masih sangat segar. Melihat orang baik tiada, membuat siapa saja yang mengetahuinya merasa sedih. Setelah itu, aku langsung kembali sebelum Angelus menemuiku dan selanjutnya ia akan menangis di samping mayat perempuan tersebut.

Saat aku tiba, aku sudah tidak melihat api krem lagi. Angelus masih melihat pria itu tergantung dan Gehenna sudah menunggu di luar. Aku langsung menariknya untuk keluar.

Lihat selengkapnya