Gadis Neraka [Manusia] Laki-laki Malaikat

AniAliRes
Chapter #9

ANGELUS : KEKAGUMAN HAL BARU SANG MALAIKAT

Angelus dapat melatih ekspresinya dengan baik, lafal pengucapannya sendiri sangat bagus. Laderra tidak salah untuk mengambilnya. Sayangnya sebenarnya saat itu Laderra menawari Angelus untuk masuk ke ekskul ini untuk memerankan sebuah tokoh drama saja, jadi, Angelus tidak benar-benar merupakan anggota ekskul ini. 

Ekskul ini akan membuat pentas drama nanti, dan mereka bingung untuk pemeran tokoh utama laki-lakinya. Laderra yang tidak sengaja melihat Angelus langsung merasa kalau dia akan cocok untuk memerankan tokoh tersebut. Seharusnya Laderra yang menjadi tokoh utama perempuannya, tetapi kondisi Laderra yang seperti itu, tidak memungkinkan dirinya untuk ikut.

"Apa kamu sudah menghapal naskahnya?"

"Iya," jawab Angelus dengan tersenyum.

Kakak kelasnya sekarang menjadi lebih bingung dari biasanya. Angelus adalah orang yang masuk hanya untuk mengisi suatu peran, tetapi dia bahkan sudah menghapal dan dapat memperagakan dengan baik setiap adegan yang ada. Mulutnya sangat cakap, dan dia juga dapat mengatur ekspresinya dengan lihai.

"Kamu yakin tidak pernah mengikuti drama seperti ini sebelumnya? Atau kamu mengikuti les khusus?" lagi-lagi jawaban yang didapat adalah kata 'tidak' atau gelengan kepala dari Angelus.

"Permisi,"

Orang tersebut menghentikan lamunannya ketika Angelus memanggilnya dengan lirih.

"Iya, ada apa?"

"Bolehkan saya bertanya?" tanya Angelus dengan hati-hati.

"Tentu saja boleh." dia menjawab dengan senyuman.

"Mengapa semua orang berlatih banyak ekspresi, seperti marah, sedih, atau senang. Sedangkan saya tidak disuruh untuk berekspresi marah ataupun sedih, walaupun untuk ekspresi sedih saya pernah sekali untuk melakukannya. Apakah ini karena peran saya?" Angelus menunjukkan matanya yang penuh kepolosan.

"Tentu saja karena peran setiap orang berbeda-beda." kakak kelas tersebut tertawa canggung.

Sebenarnya alasan mereka tidak menyuruh Angelus untuk melakukan itu karena ketika waktu mereka menyuruh untuk Angelus menangis, dia sungguh-sungguh menangis. Air mata yang dikeluarkan seperti berlian yang sangat berharga. Ketika Angelus melakukannya, semua orang langsung melihat ke arah mereka. Tidak dapat dipungkiri bagaimana saat itu terjadi keributan dengan teman-teman sekelasnya. Sampai guru pun turun tangan untuk memisahkan mereka.

Pada akhirnya mereka semua sepakat untuk tidak membuatnya latihan seperti itu lagi. Saat Angelus menangis pun, mereka seperti melihat malaikat yang sedang menangisi seekor rusa di pangkuannya, di depan malaikat maut yang siap untuk mengambil nyawa rusa tersebut yang kematiannya sendiri diakibatkan oleh luka tembakan dari pemburu. Mengingat hal itu kembali membuat hatinya terkoyak.

Mungkin mereka akan melihat Angelus menangis kembali saat pentas tiba. Sedangkan untuk ekspresi marah, mungkin tidak cocok dengan karakter Angelus, dan malah bisa saja menghancurkan karakternya.

Pemeran Laderra juga telah diganti oleh perempuan lain. Lebih tepatnya wakilnya. Jika Laderra merupakan ketua dari sebuah geng, maka, orang yang menggantikan ketua adalah si wakil ketua, Cicha.

"Mari kita terus semangat, Angelus!" seru Cicha dengan wajah yang menampilkan senyuman lebar hingga matanya menyipit.

Angelus mengangguk semangat, "Iya Kak!"

"Omong-omong nomor ponselmu berapa? Biar aku bisa menghubungimu jika ada keperluan mendesak."

"Ponsel?" tanya Angelus dengan memiringkan kepalanya.

"Iya, nomor ponselmu."

"Saya tidak punya ponsel. Tetapi saya biasanya melihat Lurra dan teman-teman lainnya bermain ponsel."

Cicha terlihat sangat kebingungan, "Bukankah dia anak dari orang kaya?" batin Bricha.

Seseorang yang tidak memiliki ponsel walaupun dia mampu, itu adalah sebuah keanehan di dunia ini, kecuali jika dia berasal dari suatu suku adat yang tidak ingin ikut campur dalam urusan teknologi dunia, yang tetap memilih untuk hidup di hutan, atau sebuah pedesaan yang semuanya masih serba kuno dan bergantung pada alam.

Cicha pernah mendengar rumor tentang ibunya Angelus yang sudah tiada, ayahnya yang jarang pulang tetapi ia suka memukuli Angelus. Mungkin ayahnya sering memaksa Angelus untuk belajar, dan akan memukulnya jika dia tidak mau atau mendapat nilai jelek. Katanya sekarang saja, Angelus tinggal bersama teman dekatnya, Lurra.

"Dia pasti melewati banyak penderitaan." tangan Cicha mengusap rambut halus milik Angelus.

Angel menatap Cicha dengan tatapan polos. Kini pikiran Angelus mulai berpikir tentang benda yang bernama ponsel. Sering kali Angelus melihat para manusia memainkan ponsel mereka. Jika diingat kembali, Gehenna juga bisa memainkan ponsel. Ah, sekarang Angelus mulai penasaran seperti apa itu ponsel.

"Kak Cicha, ponsel itu bisa melakukan apa saja?" tanya Angelus.

"Eh-oh ponsel," dia mengeluarkan sebuah ponsel di kantong roknya, "Fungsi ponsel itu untuk...,"

Cicha sedikit bingung untuk menjelaskannya karena ini adalah pertama kali dalam hidupnya ada seorang remaja yang menanyakan apa gunanya ponsel. Apakah selama ini dia homeschooling? Sekalipun dia adalah orang miskin, dia seharusnya tahu seperti apa itu ponsel. Kecuali jika Angelus adalah orang kolot.

Karena bingung harus menjelaskan seperti apa, Cicha memilih untuk mencari di internet lalu menyerahkannya ke Angelus. Angelus dengan mata berbinar melihat banyak kata yang menjelaskan seperti apa ponsel digunakan.

"Kamu boleh meminjamnya!"

Lihat selengkapnya