Tiga penunggang kuda bersamaan melompat turun.
"Kita sudah mengitari hutan tapi gadis itu nggak ada, sedangkan hari sudah malam .." Gani yang memimpin pencarian Aini cemas, pasti dapat amarah jika tak berhasil menemukan gadis itu.
"Gadis itu?!" Aini terkejut, " Apakah aku yang dicari?" Tubuhnya mendadak gemetar.
“Besok saja kita cari gadis itu Pak Gani,” ujar anak buahnya, serem juga suasana di hutan, lolongan serigala dari kejauhan sangat mengerikan.
Gani tak menjawab. Justru Lelaki paruh bayah itu mengarahkan obornya ke beberapa pohon.
Aini bergidik takut sampai dapat terlihat. Tapi untung daun daun yang tumbuh di ranting pohon cukup lebat, hingga ia terlindung di dalam rimbunnya. Aman tak terlihat oleh mereka.
" Siapa Gani?" Aini membatin."Apa salahku?"
"Gani..." bisik hati Faisal merasa cemas jika cahaya obor bisa sampai pada Aini yang sedang sembunyi itu.
Gani menurunkan obor yang tadi terarah ke pohon. Saling pandang dengan dua anak muda yang bersamanya dalam pencarian.
"Penunggang kuda yang tadi salah satunya bernama Bira. Siapa lagi Bira?" Faisal penuh tanda tanya pada dirinya.
Kalau penunggang kuda yang saat ini bernama Gani mencari dirinya, berarti penunggang kuda bernama bira tadi mencari Faisal?
Aini pun penuh tanda tanya menebak nebak.
Aini dan Faisal dari pohon tempatnya bersembunyi berusaha untuk.mengintip ke bawah, lewat celah daun
"Aku harus mencaritahu orang yang bernama Bira. Dan Raga yang dipanggil Tuan. Berarti si Raga yang membayar Bira membunuhku?" Bisik hati Faisal merasa geram. Dimana pun selalu ada orang jahat, tak terkecuali di sini di tempat yang terlihat sejuk dan nyaman.
"Ah seandainya saja aku bisa berbuat lebih leluasa, akan kucari yang bernama Gani. Kenapa ia memburu aku. Memangnya aku salah apa?" Tapi Aini tahu dirinya tak punya daya.
"Berarti aku dan gadis itu sama sama jadi buronan. Faisal mencoba memandang Aini. Tapi rimbun daun menghalanginya
"Memangnya kenapa Faisal dicari?" Aini menebak nebak, "Apa dia pemuda brutal? Tapi kelihatannya baik. Ah, aku kan baru lihat malam ini?"
"Kenapa, ya tuh gadis dicari. Memangnya kesalahan apa yang diperbuatnya?" Faisal pun bertanya dalam hatinya.
"Nardi " seru Gani
"Ya, Pak..." Nardi menatap Gani. Pancaran muka atasannya itu cemas.
"Kalau kita gagal pasti Ibu Bos Lina kurang percaya lagi padaku.." keluh Gani yang juga dipercaya sebagai keamanan tempat tinggal bosnya yang memberinya tugas mencari Aini sampai ditemukan.
"Tenang Pak Gani itu gadis belum jauh dari sini..." Narto ingin memberikan ketenangan pada atasannya, "Tenanglah kalau kita susuri hutan ini pelan pelan mungkin saja kita berhasil menemukan Aini..."
"Tapi kita sudah keliling hutan ini, tapi Aini tidak ditemukan, jangan jangan sudah ditangkap begal ..!" Nardi mengingatkan.