Malam ini, Fatih mengajak Sofia menuju salah satu restoran yang telah disepakati untuk bertemu dengan seorang direktur perusahaan. Walaupun direktur itu merupakan teman sendiri, setidaknya Fatih ingin bisa menunjukkan kedisiplinannya dengan datang tepat waktu menuju lokasi. Dengan sepeda motor, Fatih da Sofia menuju restoran.
Tidak butuh waktu lama untuk sampai di lokasi. Mereka hanya menghabiskan waktu sekitar lima belas menitan. Fatih memarkir sepedanya dengan bantuan arahan tukang parkir. Dengan arahan bunyi peluit seorang jukir, barisan sepeda berjejer rapi di tempat parkir. Belum sampai masuk restoran, sebuah mobil dengan gagahnya bertengger di parkiran khusus mobil. Fatih menoleh saat perempuan yang ada di mobil itu memanggilnya. Ia adalah Ratna, direktur perusahaan. Seseorang yang akan ditemui Fatih hari ini.
“Maaf, aku terlambat!” Ratna sedikit berlari agar segera sampai pada Fatih dan Sofia. Sementara Fatih menghentikan langkahnya agar perempuan itu bisa mengimbanginya.
“Tidak juga, kok!” Fatih tidak ingin membuat Ratna merasa bersalah.
Mereka bertiga masuk menuju restoran.
“Bagaimana kabarnya?” Ratna menyapa Fatih sambil memperbaiki posisi kursinya.
“Alhamdulillah baik,” Fatih merespon dengan senyum, “bagaimana denganmu?”
“Fine. Seperti yang dilihat hari ini.” Ratna mengangkat bahu. Menunjukkan dirinya sehat wal afiat.
“Perkenalkan, ini istriku.” Fatih menoleh pada istrinya.
“Sofia.” Sofia mengajak perempuan di depannya untuk berjabat tangan.
“Nama saya Ratna.” Mereka saling menebarkan senyum ketika tangannya masih saling berjabat.
Pelayan restoran dengan kostum merah polos, menghampiri mereka lantas menyuguhkan menu makanan.
“Pesan apa?” Ratna bertanya pada sepesang suami istri yang masih diam karena pelayan restoran masih berdiri di depan mereka. Siap untuk menuliskan menu yang ingin mereka pesan.
Pertanyaan Ratna tidak langsung dijawab oleh Fatih dan Sofia karena mereka masih bingung memilih menu. Sambil menunggu mereka memilih menu, Ratna melihat kembali daftar menu yang ada di meja.
“Saya pesan ikan kakap bakar, nasi, sambel terong, dan minumnya es jeruk.” Ratna menyebutkan pesanannya dengan pelan-pelan agar pelayan dapat menulis dengan benar apa yang dipesannya.
“Mbaknya pesan apa?” Pelayan menanyakan pada Sofia setelah selesai mencatat pesanan Ratna.
“Saya lalapan ayam kremes, minumnya es teh.” Sofia sebenarnya masih belum melihat semua daftar menu. Tapi ia terburu-buru memilih dengan memesan seadanya karena sudah ditunggu pelayan.
“Masnya pesan apa?” Pelayan menunjuk pada Fatih.