“Ah ... bolehkah? Apa ini pantas?”
Dalam pelukan kekasihnya, Gadis terus-terusan bertanya dalam hatinya, mencari keyakinan.
Gadis tidak ingin merasa menyesal, ia yakin telah melakukan hal yang tepat, mereka saling mencintai. Tetapi hati kecilnya terus menyuarakan sebuah keraguan; ia akan mengambil pilihan yang salah. Betapa kompleks perasaannya saat ini. Ia berusaha membenarkan pilihannya, pikiran Gadis sibuk mengingat cuplikan-cuplikan kebersamaan mereka selama ini. Pertemuan pertama mereka di pesawat, kencan romantis yang diakhiri dengan pernyataan cinta Radit, hingga jalan-jalan mereka di Kawah Putih hari ini.
Di dalam kamar yang terasa semakin dingin, ingatannya terus bergulir di sepanjang hari ini di Kawah Putih.
Tawa mereka saat memilih foto atau saat Radit melakukan hal konyol. Rayuan Radit untuk Gadis yang sedang mengomel karena mereka tadi tidak sempat foto berdua.
Gadis merasa dirinya sangat beruntung memiliki kekasih seperti Radit. Selain tampan dan atletis, Radit juga sangat baik dan perhatian. Awalnya ia sangat terkejut bertemu dengan Radit yang amat mengingatkannya dengan sang cinta pertama. Namun ia tidak mau berlama-lama tenggelam dalam cinta masa lalunya. Meski banyak kemiripan di segi fisik dan perhatiannya tetapi Gadis tidak mau menganggap Radit sebagai pengganti hubungannya yang kandas di masa lalu. Ia memutuskan untuk mencintai Radit sepenuh hatinya.