"Menjaulah darinya," bisik Maya.
Suci terperangah. Bisikan itu terdengar seperti bisikan setan mampu meremangkan bulu kuduknya.
"Ma-maksud ta-tante?" Suci terbata-bata, genggaman tangan itu terlepas. Bukannya dari tadi semua baik-baik saja, kenapa tiba-tiba berubah 180 derajat.
"Menjaulah dari Aris, kamu tidak pantas masuk ke keluarga ini."
Suci berusaha menguasai keadaan dari keterjutannya.
"Maaf tante, jika Bang Aris yang mengakhiri hubungan kami, saya dengan ikhlas akan menjauh darinya," tegas Suci mantap tanpa mengalihkan pandangan dari wanita di depannya. Maya tertegun menatap Suci. Tak disangka jika gadis di depannya tak semanis tampangnya.
"Saya akan menjauh jika Bang Aris yang menginginkannya," tegas Suci sekali lagi.
"Apa kamu merasa pantas untuk masuk ke keluarga ini hah?! Apa harus saya jelaskan lagi dari mana asalmu. Jika kamu tidak malu dengan keadaan dirimu itu pantas, karena kamu terlahir dari perbuatan nista, jadi wajar jika orang seperti kamu tidak memiliki rasa malu! Anak dan Ibu sama-sama tidak ada rasa malu, sadarlah siapa kalian!"
"Maaf Tante! Jangan bawa-bawa Ibu saya! Saya bukan orang yang sabaran jika harga diri saya di injak-injak, apalagi Ibu saya!" Suci berusaha menahan sebak di dada.
"Saya hanya bisa menghargai orang yang juga menghargai orang lain. Memang benar saya terlahir dari perbuatan nista, lantas kenapa? Apa saya harus marah kepada Tuhan? Apa hak saya dan juga apa hak Tante untuk protes dengan takdir saya?"
"Kamu bukan di takdirkan untuk anak saya!"
"Takdir adalah ketetapan Allah bukan manusia!"
"Jika saya dan Bang Aris di takdirkan untuk bersama sekuat apapun yang Tante lakukan untuk memisahkan kami, tidak akan berhasil."
Maya mendekat, dengan jari telunjuknya mengarah pada wajah Suci.
"Dengarkan baik-baik! Sampai kapanpun saya tidak akan merestui kalian. Menjaulah dari anak saya jika kamu memang punya harga diri! Saya tidak Sudi, berbesan dengan orang gila, dan anak mantu haram seperti dirimu!"
"Sampai kapanpun saya tidak akan melepas Bang Aris." tantang Suci.
"Sikap dan kata-katamu menunjukkan siapa dirimu."
"Benar kah? Terus sikap dan kata-kata Tante gimana, bukannya menunjukkan siapa diri tante."
Sekali lagi Maya terpegun dengan sikap Suci. Awalnya dikira Suci gadis yang penurut pasti tidak sulit untuk dikendalikan ternyata sebaliknya.