Kicauan burung menyambut kesibukan pagi para petani di sebuah dusun kecil wilayah gunungkidul Yogyakarta.
Yanto Pratama putra pertama dari tiga bersaudara terlihat sedang menyemai padi di sawah sementara di gubuk tidak jauh dari sana terlihat Sulasih yang masih setia menemani sambil menyiapkan kopi dan singkong rebus untuk suaminya.
"Kang mas Yanto leren disek niki sampun tak gaweke kopi." Panggil Sulasih kepada suaminya.
"Iyo dek." Jawab Singkat Yanto.
Yanto terlihat bergegas menghampiri Sulasih yang sudah menyuguhkan kopi untuknya kemudian duduk berdua sambil menyantap singkong rebus dan menyeruput secangkir kopi hitam tersebut.
"Srrup ahh seger tenan esuk-esuk ngopi nex gubuk tengah sawah karo mangan telo godok gaweane bojoku ceng paling ayu."
"Ih mas Yanto isoh-isoh wae."
Yanto dan istrinya cukup bahagia karena selalu mensyukuri kesederhanaan di desa meskipun kehidupan mereka terlihat jauh dari kemewahan.
"Kang Yanto!" Panggil Asep Dwi Kuncara yang terlihat datang dari kejauhan.
Asep terlihat bergegas datang ke gubuk tempat kakaknya berada kemudian langsung memakan sepotong singkong rebus di sana.
"Asep dengaren esuk-esuk uwes tangi, opo koe arep ngewaki masmu iki garap sawah?" Tanya Yanto.
"Ora aku rene gur arep menehi kabar, iki mau si Yunardi telpun kondo deweke arep bali songko kuto." Jawab Asep sambil mengambil singkong rebus lagi dan memakannya dengan cepat.
"Si Yunardi adiku cilek beneran arep bali?" Yanto terlihat senang mendengar kabar Yunardi adik bungsunya yang akan segera mudik.
"Uhuk-uhuk, cepet-cepet kopi aku keselek!" Ucap Asep yang malah tersedak karena makan singkong rebus terlalu cepat dan Sulasih segera memberikan segelas kopi kepadanya.
"Asep-asep mulo alon-alon nek mangan dadi keselek to." Kata Sulasih kepada adik iparnya.
"Iya-iya sori." Jawab Asep.
"Asep, la terus kapan si Yunardi bali tekan ndeso?" Tanya Yanto.
"Kondone si Yun deweke lagi siap-siap, sesok telong dino engkas rencanane lagi arep mangkat, palingo papat nganti limang dino engkas deweke tekan kene." Jawab Yanto.
"Oalah ngono, la koe uwes ngabari Romo karo Biyung durong?" Kata Yanto.
"Yo durong Romo lagi lungo nex Wonosari karo pak lurah, nek Biyung blonjo menyang pasar kanggo persiapan rasulan." Jawab Asep.
"Yowes nek ngono nko Romo karo Biyung tak kabarane, saiki koe gek ndang ngaret kono golek pakan sapi." Suruh Yanto kepada Asep.
"Cegeh mendeng aku dolan menomi putrine pak lurah." Tolak Asep yang kemudian bergegas pergi meninggalkan Yanto dan Sulasih di gubuk itu.
"Woalah di kongkon masne barang kok ngeyel, nko nek Romo balek sapine kaliren koe di uring-uring meneh ojo salahke aku lho!" Teriak Yanto kepada adiknya yang sudah pergi menjauh.
Di sebuah universitas di kota Jakarta, Yunardi baru saja selesai mengabari keluarganya yang ada di desa tentang rencana kepulangannya saat liburan nanti lalu kemudian berjalan mencari Alexandra pacar tomboy-nya yang seharusnya saat ini juga sudah selesai mengikuti sesi kelasnya di kampus itu.