Sore hari Alexandra terlihat merenung di dalam kamar karena masih sedikit memikirkan saran dari Risa siang tadi saat di kampus yang memintanya untuk memakai riasan wajah agar terlihat lebih feminim, Meskipun Alexandra juga terkadang membayangkan dirinya menjadi cantik akan tetapi Alex selalu membuang pikiran itu karena ada perasaan berbeda seperti rasa khawatir seandainya dirinya nanti malah akan terlihat konyol dan menjadi bahan ejekan orang-orang.
Sekarang Alex sudah terlanjur berjanji kepada Risa untuk mencoba tampil lebih feminim dengan memakai riasan wajah juga pakaian cantik tapi masalahnya sekarang di kamar itu juga ada orang lain yang pasti akan terkejut bila tiba-tiba melihatnya berdandan.
Adinda Putri Hartanto juga satu kamar dengan Alex karena di rumah itu memang hanya memiliki sedikit kamar membuat Alexandra harus berbagi kamar dengan adiknya yang masih SMA.
Alexandra mengambil sebuah gaun putih yang sangat cantik dari dalam lemari meskipun pakaian itu sudah sangat lama di belikan oleh ibunya tapi itu masih terlihat sangat baru karena Alex tidak pernah mengenakannya, Sementara itu Adinda terlihat sama sekali tidak peduli dan fokus belajar di mejanya meskipun sempat sedikit melirik saat kakak tomboynya itu mengambil sebuah pakaian cantik yang seharusnya bukan gaya Alex biasanya.
Adinda terlihat sedikit berpikir apakah kakaknya akan mengenakan pakaian itu hingga Adinda mencoba untuk pura-pura tidak memperhatikan karena kemungkinan kakaknya akan mengurungkan niatnya itu kembali bila Adinda berkomentar, akan tetapi kemudian Adinda merasa sedikit kecewa saat Alexandra membuka jendela kamar dan keluar sambil membawa gaun itu untuk pergi ke tempat persembunyiannya di rumah kosong sebelah.
"Apa yang kakak anehku itu lakukan, seharusnya dia memakai gaun itu di sini saja agar aku bisa memotretnya dengan handphoneku, Ibu pasti akan senang bila aku dapat menunjukan foto kakak Alex yang sedang mengenakan gaun." Ucap Adinda.
Alex menyelinap ke kamar lantai dua di rumah kosong sebelah melalui jendela karena dirinya memang sering melakukannya untuk mencari ketenangan dan Privasi dari Adinda yang sering mengganggunya di dalam kamar. Meskipun tindakan Alexandra itu salah karena menyelinap ke rumah orang lain seperti pencuri akan tetapi rumah besar itu telah sangat lama kosong di tinggalkan oleh pemiliknya jadi Alex dapat dengan bebas menggunakan tempat itu sesuka hati.
"Sepertinya kalau di sini tidak masalah karena tidak mungkin akan ada orang yang melihatku mengenakan gaun juga riasan wajah."
Alex mengganti pakaiannya dengan gaun putih yang dirinya bawa dari rumahnya kemudian mulai menggunakan riasan seperti bedak juga lipstik merah yang di berikan oleh Risa tadi siang di kampus, meskipun Alex sedikit kesulitan karena tidak pernah berdandan sebelumnya apalagi penerangan di kamar itu juga sedikit redup tapi di sana masih ada sebuah cermin besar dan juga tempat tidur yang di tinggalkan pemilik rumah itu sebelumnya. Alex terus berusaha merias wajahnya akan tetapi karena belum terbiasa wajahnya malah terlihat menjadi sangat aneh karena make up yang terlalu tebal.
Sementara itu Yunardi mulai membongkar satu persatu kardus yang berisi barang-barang yang baru di pindahkan ke tempat tinggal barunya meskipun beberapa furnitur dan perabot di rumah besar itu belum lengkap tapi Yun telah memesan beberapa melalui aplikasi jual beli online dan hanya tinggal menunggu barang-barang itu di kirim ke tempatnya.
Meskipun Yunardi berasal dari keluarga petani di desa tapi tentu saja dirinya bukanlah orang yang ketinggalan update teknologi terbaru yang mempermudah kehidupan sehari-hari manusia seperti berbelanja secara online, bahkan Yun juga termasuk salah satu orang yang mengembangkankan pekerjaan di bidang itu.
"Ah hari ini cukup melelahkan bahkan masih banyak barang yang belum aku bongkar dari dalam kardus." Keluh Yun.
Yunardi masih terlihat sibuk di ruang tengah rumah barunya karena sepulang dari kampus tadi dirinya juga harus mengurus beberapa berkas kepindahannya jadi terpaksa Yun membongkar barang-barangnya dari kardus sampai malam. Sementara di tengah kesibukan tiba-tiba Yun mendengar suara-suara aneh dari kamar di lantai dua rumah barunya itu hingga Yunardi menjadi sedikit takut karena tadi sore dirinya memang sempat mendengar rumor kalau rumahnya ini berhantu.
"Suara apa itu dan asalnya dari kamar di lantai dua seperti yang di katakan ibu-ibu tadi sore, apakah mungkin itu benar-benar hantu penunggu rumah ini, gawat apa yang harus aku lakukan sekarang, aku tidak punya kenalan di daerah ini yang bisa aku mintai tolong." Ucap Yun yang terlihat kawatir dan sedikit kebingungan.
Sebuah kemoceng yang sebelumnya Yun gunakan untuk membersihkan tebu di rumah itu sekarang berada di tangannya dan dengan perasaan takut Yunardi menaiki tangga ke lantai dua kemudian perlahan mendekati pintu kamar yang di rumorkan berhantu itu.
"Itu tidak mungkin hantu, karena hantu itu tidak ada jadi itu pasti tikus benar itu pasti tikus?"
Meskipun Yunardi sudah berusaha meyakinkan diri kalau itu bukanlah hantu tapi rasa takut masih membuat tangannya gemetaran dan perlahan Yun memberanikan diri untuk sedikit membuka pintu memeriksa apa yang telah membuat suara-suara aneh di dalam kamar itu dan tak lama kemudian tubuh Yun langsung menjadi kaku di tempat saat melihat sosok berwajah putih menakutkan dan sedang mengenakan sebuah gaun putih sambil berdiri menatap ke arah cermin yang kemudian menoleh kepada Yunardi.