Sepulang dari kampus Yunardi melanjutkan menata perabotan di rumahnya dan beberapa furnitur seperti sofa untuk ruang tamu juga meja komputer serta TV LED yang Yun pesan telah sampai.
Yun kemudian memilih ruangan yang akan dirinya gunakan sebagai kamar sekaligus ruang kerja tapi kamar yang cocok untuk itu hanyalah kamar di mana kemarin dirinya bertemu dengan Alex anak tetangga yang suka menyelinap kesana. kamar di lantai dua itu memang luas dan cukup untuk di buat studio mini yang akan di letakkan meja komputer dan perlengkapan pendukung lainya.
"Sepertinya bila di sini tidak masalah karena ada kasur yang nyaman dan juga masih tersisa cukup ruang untuk komputerku nanti." Ucap Yunardi yang sudah mengambil keputusan untuk menggunakan ruangan kamar itu.
Setelah membersihkan kamar di lantai dua itu Yunardi kemudian melihat keluar jendela di mana memandangannya terhalang oleh rumah sebelah yang juga berlantai dua tapi masalahnya adalah jendela kamar Yun ternyata berhadapan langsung dengan jendela kamar di rumah sebelah yang jaraknya hanya sekitar dua meter.
"Ini sangat dekat dengan jendela kamar rumah sebelah jadi pantas saja anak tetangga yang jail itu dapat dengan mudah masuk kemari melalui jendela di seberang."
Yunardi masih mengingat Alex yang dapat menghilang dari kamar ini dengan cepat kemarin malam setelah Yun memergokinya menyelinap di sana. Sementara itu terlihat seorang gadis dengan seragam SMA tengah berada di balik jendela rumah sebelah yang kemudian juga melihat ke arah Yunardi lalu menyembunyikan diri tapi kembali mengintip mengejek Yun sambil menjulurkan lidahnya setelah itu langsung munutup jendelanya dengan korden.
"Apakah itu adiknya Alex, sepertinya begitu karena dirinya memang sedikit mirip dengan Alex terutama tingkah menyebalkannya." Kata Yun setelah melihat siswi SMA di seberang jendela kamar rumah sebelah.
Yun kemudian mengabaikan gadis itu lalu sibuk memindahkan meja komputer juga televisi layar datar ke kamar meskipun itu cukup berat karena Yun harus melakukannya seorang diri.
"Kursi dan meja komputernya sudah ada dan besok hanya tinggal membeli komputer baru untuk di letakkan di sini." Ucap Yun setelah menyusun meja komputer itu meskipun belum ada komputernya di sana.
PC atau komputer memang cukup penting bagi Yun untuk bekerja mengembangkan aplikasi atau sofware yang tidak bisa di lakukan menggunakan laptop jadi Yunanrdi akan membelinya besok, Tapi di ruangan itu sudah Yun letakkan sebuah TV LED yang cukup besar juga konsol game untuk hiburan di sela-sela pekerjaannya nanti. Setelah selesai Yunardi akhirnya dapat bersantai kembali menikmati sore sambil mengotak-atik ponselnya sampai bosan karena Yun tidak punya kenalan di lingkungan itu yang dapat di ajak jalan ataupun sekedar mengobrol, memang Yun sempat mengenal beberapa orang di kampus tapi sebagian besar dari mereka adalah mahasiswi di mana dirinya sudah sedikit trauma setelah mendengar ucapan Cristian dan temannya saat di toilet kampus siang tadi.
Meskipun mungkin ada mahasiswi lain yang bisa Yunardi hubungi tapi kemungkinan sudah ada pria yang menyukai gadis itu yang pasti akan salah paham pada Yun seperti yang terjadi pada Cristian yang saat ini sangat membencinya.
"Aku tidak menyangka akan merasa kesepian di kota ini." Keluh Yun pada kondisinya saat ini meskipun hal itu memang salah dirinya sendiri yang terlalu kawatir terhadap hal yang tidak perlu karena prinsipnya yang tidak ingin membuat masalah yang dapat merepotkan dirinya serta orang lain.
Sementara itu di rumah keluarga Hartanto, Anggara kakak dari Alexandra terus tertawa saat melihat foto yang baru di pajang ibunya di ruang tengah dan itu adalah foto Alex saat mengenakan gaun, Meskipun Alex sangat kesal melihatnya tapi dirinya tidak dapat menentang ibunya karena itu juga untuk membayar kesalahannya yang membuat heboh para tetangga saat menyelinap di rumah sebelah dan berpura-pura menjadi hantu, meskipun rumor hantu itu tidaklah Alex buat secara sengaja.
"Alex cepat kemari." Panggil ibu dari dapur kepada Alexandra yang duduk di ruang tengah bersama kakak lelakinya yang sedari tadi bertingkah menyebalkan.
"Iya ibu ada apa." Jawab Alexandra yang pergi menghampiri ibunya di dapur.
Ibu Melinda memang sudah tidak terlalu marah lagi setelah Alex setuju membiarkan fotonya di pajang di ruang tengah meskipun itu sangat memalukan bagi Alex.
"Alex kamu pergilah ke rumah Yun dan bawakan kue bolu ini untuknya." Pinta ibu kepada Alexandra untuk mengantarkan camilan pada Yun di rumah sebelah.
"Ibu kenapa tidak Adinda saja yang mengantarkan kue ini." Protes Alex.
Alexandra terlihat enggan untuk mengantar kue apalagi kue itu untuk pria yang membuatnya mengalami kesialan kemarin, tapi ibunya terlihat terus mendesak putri tomboynya itu.
"Alexa kamu yang harus mengantarnya karena kamu juga belum meminta maaf kepada Yun bukan, jadi berikan kue ini sebagai tanda permintaan maafmu kepadanya."
Meskipun Alexandra sangat enggan melakukannya tapi kemungkinan dirinya akan di marahi lagi kalau menolak keinginan ibunya jadi Alex terpaksa pergi ke tempat Yun untuk mengantarkan kue itu.
Alexandra langsung sampai di depan rumah Yun karena jaraknya hanya beberapa meter dari rumahnya tapi dirinya sedikit bingung bagaimana harus bersikap kemudian berpikir 'Apakah bang Yun masih marah karena aku dulu sering menyelinap ke dalam rumahnya, kurasa aku memang harus meminta maaf padanya soal kesalah pahaman kemarin.'
Alex menekan bell pintu di rumah itu dan tak lama kemudian Yun terlihat membuka pintu dan berdiri tepat di hadapannya.
"Oh ternyata Alex ada perlu apa mengunjungiku?"
Yun bertanya maksud kedatangan Alex sementara raut wajah Alexandra menjadi sedikit memerah karena ternyata bang Yun itu adalah seorang pria yang sangat tampan juga gagah dan Alex baru menyadarinya sekarang karena kemarin hanya sekilas melihat wajah Yun.
"Ini ada cemilan, ibuku yang membuatnya untukmu." Ucap Alex dengan sedikit malu-malu sambil menyodorkan sepiring kue bolu kepada Yun.