Gadis Tulip

Nawan
Chapter #1

Prolog

Langit cerah berawan. Langit sore begitu bersih. Ya, senja hadir dengan jingganya yang khas. Burung-burung kecil terbang rendah lalu hinggap di kursi taman. Anak-anak kecil berlarian hendak menangkap burung kecil yang hinggap di kursi taman tadi. Ini adalah awal musim semi. Bunga-bunga di taman dan di sepanjang jalan raya bermekaran. 

Minggu sore, jalanan di sepanjang gedung hotel menuju taman masih cukup ramai dipenuhi oleh penduduk setempat yang sedang menghabiskan liburan akhir pekan mereka dengan bersantai. Ada yang bersepeda santai, sekedar berjalan di sekitar taman, bahkan ada juga yang membentuk kelompok, bercengkrama ria dengan teman-temannya.

Aku masih duduk di salah satu kursi taman sambil menatap sekitarku. Bunga tulip dengan variasi warna bermekaran Indah, menggoda semua pengunjung taman untuk memetiknya. Pantulan warna jingga saat sore menambah kesan indahnya.Kolam dengan air mancur yang tinggi tampak gagah. Ada ornamen berbentuk ikan di pinggiran kolamnya.Sekumpulan tupai beriringan diatas pohon, lompat dari satu dahan ke dahan lainnya.mereka akan beristirahat setelah seharian bermain dan mencari makan. 

Ah, sudah hampir 1 jam lebih Aku duduk di sini namun tak hendak juga berdiri. Sayang jika melewati momen indah melihat ratusan variasi bunga tulip yang bermekaran indah.Aku tidak tahu kapan waktu bunga itu mekar, yang jelas sore ini mereka mekar. Meliuk-liuk indah ketika tertiup angin.

Sudah hampir satu minggu aku berada di tempat ini. Tujuanku adalah melakukan penelitian tentang negara Turki, sebagai tambahan informasi untuk novel yang sedang aku tulis. Barangkali aku menemukan sesuatu yang baru, yang jarang dibahas di buku sejarah selama ini. 

Selama satu minggu di negara ini, belum ada kemajuan yang signifikan untuk penelitianku. Hanya sejarah dasar yang kutemukan sejauh ini. Itupun aku sudah mengetahuinya sejak lama.

Sebenarnya untuk melakukan penelitian seperti ini tidaklah terlalu sulit, hanya saja ada kendala lain yang membuat penelitianku tidak mengalami kemajuan. Aku sampai kini masih bingung. Apakah semua kesibukan yang selama ini kulakukan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini bukan murni karenanya niatku untuk menuntut ilmu? Atau Ini semua hanya sebagai bentuk pelarian saja? Setelah bertahun-tahun berlalu Kenapa masih saja hati ini sulit untuk menumbuhkan rasa ikhlas? Berat sekali menerima takdir Ilahi.

Akh!

Sebuah bola kaki menghantam telak dahiku, membuatku mengaduh kesakitan. Mataku berkunang-kunang. Ada seseorang mendekatiku.Aku masih belum bisa melihatnya dengan jelas.

"Özür dilerim" kata salah satu anak sambil mendekat. Dia berdiri Tepat di depanku, takut takut hendak mengambil bolanya.

Kemudian dia mengulangi kalimatnya lagi dalam bahasa inggris, "i'm sorry, Sir." Mungkin karena dia menganggapku turis dan tidak bisa berbahasa turki.

''Are you okay, Sir?"

Aku mencoba mengamatinya. Wah, tendangannya tadi lumayan keras. Buktinya saja mataku sampai berkunang-kunang. Anak itu usianya mungkin sekitar 12 sampai 13 tahun, cukup kuat untuk memberikan dampak tendangan seperti itu.

Lihat selengkapnya