GADIS YANG JATUH CINTA PADAKU TERNYATA ADALAH SEORANG PUTRI

-
Chapter #3

Bab 3 - Sekali lagi, aku bertemu dengan nya (bagian 2)

"Bagaimana perasan mu?"

Sakai-sensei bertanya pada Yuu.

Aku menyaksikan hal itu dengan tenang di samping.

"Sakai-sensei, aku baik-baik saja... kepala ku hanya terbentur sedikit...!"

"Terbentur? ...apa kamu yakin dengan yang kamu katakan? aku belum pernah melihat seseorang yang terbentur dan langsung pingsan di tempat...!"

Sakai-sensei berkata dengan nada sinis.

Dia mencoba menyudutkan Yuu, sepertinya dia tidak puas dengan jawaban ku tadi.

"... Sensei ... ada banyak hal seperti itu terjadi seluruh dunia, dalam beberapa kasus mungkin menyebabkan kematian... maksudku banyak orang yang mati hanya karena hal sepele!"

"Aku tidak sedang membicarakan orang-orang di seluruh dunia... aku sedang membicarakan siswa ku di sekolah ini... dan juga... aku sedang berbicara dengan Sakurabe sekarang, bagaimana menurutmu menyela pembicaraan...?"

Sakai-sensei mulai melakukan serangan psikologis lagi.

Dia mungkin tidak suka melihat seorang siswa yang bersikap terlalu tenang di depan nya dan berbicara sesuka hati.

"... Tapi sebagai guru, cara sensei menghadapi seorang siswa yang baru sadar dari koma, benar-benar luar biasa...!"

Sakai-sensei terdiam mendengar perkataan ku.


Sebenarnya bukan berarti aku ingin bersikap tidak sopan pada nya, bagaimanapun dia tetap seorang guru...

Tapi, tidak mungkin bagiku untuk diam saja ketika melihat dia bersikap kasar kepada Yuu.

Yah... ini mungkin sedikit kesalahanku pada awalnya karena berbohong kepadanya... mungkin dia menangkap kebohongan ku dan menganggap hal itu besar...


Suasana diantara kami menjadi tegang karena kata-kataku sebelumnya.

Tepat pada saat itu...

"Um sensei... bisakah aku kembali ke kelas sekarang?"

Yuu bertanya kepada Sakai-sensei.

"Hmm... sebenarnya tidak masalah dengan keadaan mu saat ini, lagipula tidak ada masalah besar hanya luka luar dan memar di sekitar nya, setelah pengobatan itu akan sembuh dalam beberapa hari.... hanya saja..."

"Hanya saja? ...ada apa sensei? apa kamu memiliki hal lain yang ingin dikatakan? atau ada hal lain yang terjadi pada Yuu?"

Aku sengaja mengacaukan ritme yang coba di ciptakan oleh Sakai-sensei.

Dia sepertinya masih penasaran mengenai hubungan kami, tapi karena tidak bisa menanyakan nya secara blak-blakan dia mencoba membuat situasi menuju ke topik itu...


Fufufu~ bagaimanapun aku tidak akan membiarkan kamu berhasil...

Walaupun sebenarnya itu bukan masalah besar jika sensei mengetahuinya, tapi... aku hanya tidak ingin dia tahu... aku tidak ingin dia memiliki hubungan dengan Yuu, walaupun hanya sedikit!

Benar dari awal, aku hanya cemburu... cemburu pada hal yang mungkin sebenarnya tidak pernah ada... tapi... tapi, bagaimanapun selama ada kemungkinan aku akan menghilangkan kemungkinan itu!


"...Bukan apa-apa, baiklah jika kamu benar ingin pergi aku akan melakukan prosedur pemulangan untuk mu... dengan itu kamu bisa langsung pulang ke rumah. Aku sarankan untuk mengikuti kata-kataku dan pulanglah kerumah segera... aku sudah menghubungi ibumu, dia mengkhawatirkan mu...!"

Sakai-sensei berdiri dari tempat duduknya, dia berjalan menuju kearahku.

Aku juga berdiri, ku pikir aku harus mengirim nya keluar demi kesopanan.

"Sensei-"

"Siswa Rui... tidak atau haruskah aku mengatakan Tuan Putri Isizaki..."

Sakai-sensei menyela kata-kata ku.

Ketika aku mendengar apa yang dia katakan, aku langsung menatap guru perempuan di depan ku dengan dingin.

"Aku tidak tahu apa yang coba kamu sembunyikan... tapi, sebagai guru mu... walaupun aku bukan guru psikologi mu, aku tetap menyarankan padamu..."

Dia berhenti setelah berjalan melewati ku dua langkah, kemudian dia menoleh kembali ke arah ku.

Sebuah kalimat keluar dari bibir nya dengan sangat pelan, tapi cukup untuk aku dengar.

"... Kamu harus pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kejiwaanmu!"

Boom!!!

Meninggalkan kalimat seperti peledak yang meledak, dia menoleh dan pergi begitu saja.

Hanya saja... aku tidak mengerti apa maksud perkataan nya...


Pergi ke rumah sakit? Memeriksa kejiwaan?

"Aku tidak sakit jiwa... atau ... mungkin Sakai-sensei salah paham...?"

"Hmm... itu mungkin, dia mungkin salah memahami maksud ku ketika aku berusaha melindungi Yuu"

Humph!

Dengan mendengus didalam hati, aku tidak memperdulikan hal itu lagi.

Lagipula, tidak peduli apakah dia salah paham atau tidak...

Yang terpenting sekarang aku kembali berduaan dengan Yuu~


"Yuu~"

Aku berlari ke arah nya dengan penuh semangat.

"Yuu... kamu ingin pulang? Kalau begitu aku akan mengantar mu!"

"A-anu, bisakah kamu memberitahu ku siapa namamu terlebih dulu? ...Juga, apa yang terjadi sebelumnya..."

"Eh? Yuu, kamu... kamu ingin tahu namaku? Apakah kamu tertarik padaku? Ehmm... baiklah karena kamu ingin tahu aku akan memberitahumu, walaupun kamu mungkin seharusnya sudah tahu, kan?"

Aku tersenyum licik pada Yuu.

"...Se-sebenarnya, y-ya aku sudah tahu... tapi, maksudku tidak sopan bukan jika aku tiba-tiba memanggil namamu tanpa bertanya...? Setidaknya begitu menurutku..."

"Fufufu~ itu benar, tidak sopan memang memanggil nama orang lain tanpa bertanya padanya, lagipula... tidak, itu benar... itu benar"

Apa yang Yuu katakan benar, bukankah tidak sopan jika kamu tiba-tiba menyapa orang itu dengan namanya, padahal kalian tidak pernah saling kenal?

Tentu saja apa yang Yuu katakan pasti benar!

"Baiklah! Namaku adalah Isizaki Rui, seperti yang kamu dengar dari Sakai-sensei tadi. Sedangan mengenai apa yang akan terjadi... sebelum aku mengatakan nya bisakah kamu berjanji padaku... kamu tidak akan marah setelah aku menceritakannya...?"

"Tentu, aku tidak akan marah apapun yang terjadi... lagipula aku sebenarnya sedikit mengingat apa yang terjadi... hanya saja tidak jelas"

Yuu menganggukkan kepalanya, tapi kemudian dia bergumam sendiri.


Apa yang sedang dia gumamkan...?

Aku penasaran!

Apakah dia sedang membicarakan aku...? Ya ya itu pasti, lagipua jika tidak kenapa dia harus bergumam sendiri dengan sangat pelan?


"Eh sebenarnya... seperti ini ... kamu melihat aku sedang telanjang di perpustakaan, kemudian aku tidak sadar dan langsung melemparmu dengan buku tebal itu... sebenarnya... sebenarnya, aku, aku tidak keberatan jika Yuu yang melihat ku...!"

Wajahku terasa panas ketika aku mengatakan ini... aku yakin wajahku sekarang terlihat sangat merah.

Tapi aku mengatakan yang sebenarnya!

"Hah...?"

Wajah Yuu terlihat sangat bingung mendengar kata-kataku.

"...A-aku serius Yuu, aku tidak berbohong kepadamu...! Jika, jika kamu tidak percaya... aku akan melepas bajuku disini sekarang... kamu pasti ingin melihat nya, kan? Kamu akan menyukai nya, kan? Maksudku, tubuhku!"

Wajah Yuu semakin terlihat bingung, dia juga terlihat memerah.

"Aku akan tunjukan padamu!"

Mengatakan itu, aku langsung menarik kancing kemeja di dadaku, aku ingin merobek kemeja itu, dan mununjukkan kepada Yuu dua tempat paling menonjol di tubuhkan, hal yang paling aku banggakan. Yang sengaja ku besarkan agar Yuu bisa memainkannya sesuka hati!

Lihat selengkapnya