Judul : Luka Yang Tak di Rencanakan
Penulis : Rana Kurniawan
Hari-hari di Rangkasbitung berjalan lebih cepat dari yang Rana bayangkan.
Matahari terbit, kerja, makan seadanya, lalu malam tiba seperti alarm yang tak pernah dimatikan.
Semuanya terasa sama — sampai sesuatu terjadi pada suatu sore yang basah oleh gerimis.
Konter sepi. Topan pergi ke Serang ambil stok barang, meninggalkan Rana sendirian.
Di meja, ada dua HP rusak yang belum dibuka, dan di luar, langit menggantung berat seperti perasaan seseorang yang tak bisa diungkapkan.
Rana baru saja hendak menutup rolling door, ketika suara langkah tergesa terdengar.
Risa datang, wajahnya pucat, matanya sembab.
> “Na…”
“Ris, kenapa? Kamu sakit?”
Risa tak menjawab. Ia duduk di kursi plastik, lalu menunduk dalam.
Butuh beberapa menit sebelum ia akhirnya berkata,
> “Warung Mbak Yani kebakaran.”
Rana terperanjat.
> “Apa? Gimana bisa?”
“Kompor gasnya meledak. Semua orang panik. Mbak Yani luka di tangan, tapi yang parah… anaknya, Rian, masih di rumah sakit.”
Suasana seketika hening.