Judul : Pasar Yang Tak Lagi Ramai
Penulis : Rana Kurniawan
Hari-hari setelah kebakaran itu terasa lebih sepi dari biasanya.
Pasar Rangkasbitung yang dulu riuh kini seperti kehilangan semangatnya.
Warung Mbak Yani tutup total, beberapa pedagang enggan buka karena takut kejadian serupa.
Bahkan udara pun terasa lebih berat — penuh sisa asap dan rasa cemas yang tak kelihatan.
Rana duduk di konter dengan tatapan kosong.
Sudah seminggu, nyaris tak ada pelanggan datang. Ponsel-ponsel di etalase hanya jadi pajangan debu, dan bunyi jam dinding terdengar terlalu jelas.
Topan datang dari belakang, meletakkan selembar kertas di meja.
> “Itu catatan utang listrik bulan lalu. Kalo bulan ini sama aja, kita tutup.”
Rana menatap Topan, mencoba menahan napas agar tak ikut lemah.
> “Bang, mungkin kita bisa kasih promo? Atau jual HP bekas lebih murah?”
“Kamu pikir aku gak mikir itu, Na?” kata Topan pelan tapi tegas. “Masalahnya bukan cuma jualan. Orang-orang lagi takut keluar rumah.”
Keheningan menggantung di antara mereka.
Topan menatap langit-langit toko, lalu menghela napas.
> “Kadang yang paling berat bukan kehilangan uang, tapi kehilangan semangat buat mulai lagi.”
---
Rana berjalan keluar konter, mencoba mencari udara.
Langkahnya berhenti di depan bekas warung kopi yang dulu ramai. Dindingnya hangus, atapnya bolong, dan aroma gosong masih tercium samar.
Di sana, Risa berdiri diam — menatap reruntuhan dengan wajah sendu.