Gagal Jadi Orang Kaya

Rana Kurniawan
Chapter #14

Konter Baru dan Harapan Baru

Judul : Konter Baru dan Harapan Baru

Penulis : Rana Kurniawan


Pagi di Gunung Kencana terasa lebih segar dari biasanya.

Kabut tipis masih menggantung di antara pepohonan, dan aroma tanah basah bercampur dengan suara ayam berkokok.

Rana menatap papan kayu yang baru dipasang di depan gubuk kecil:

“Konter Harapan – Pulsa, Data, dan Doa Baik”


Tulisan sederhana, tapi penuh makna.

Di sebelahnya, Risa sibuk menata etalase kecil berisi kartu perdana dan aksesoris HP murah.

Sukma datang membawa termos kopi, disusul Topan dan Yani yang menggotong meja bekas.


> “Na, tulisan ‘Doa Baik’ itu maksudnya apa?” tanya Topan sambil mengelap keringat.

“Biar orang yang datang bukan cuma beli barang, tapi juga bawa niat baik,” jawab Rana sambil tersenyum.

“Wah, berat juga maknanya,” sahut Yani, “tapi keren.”




Risa menambahkan,


> “Umi pasti senang kalau lihat ini. Dulu Umi pengen banget punya tempat yang bisa bantu warga.”





---


Menjelang siang, warga mulai berdatangan.

Anak-anak sekolah mampir beli pulsa, ibu-ibu beli token listrik, dan beberapa bapak nongkrong sambil ngopi.

Konter itu tak besar, tapi penuh tawa.

Rana sibuk melayani sambil terus menebar senyum.

Ia merasa hidupnya perlahan punya arah lagi.


Namun, di balik semua itu — ada mata yang memperhatikan dari kejauhan.

Seorang pria paruh baya, Andi, yang dulu pernah berselisih dengan Rana saat di pasar Rangkasbitung.

Ia melihat kesuksesan kecil itu dengan rasa tak suka.


Lihat selengkapnya