Judul : Langit Biru Mulai Bersemi
Penulis : Rana Kurniawan
Pagi di Gunung Kencana kini terasa berbeda.
Di depan konter Rana, berdiri papan kayu bertuliskan tangan:
“Langit Baru – Tempat Belajar dan Bermimpi”
Catnya belum kering, tapi semangatnya sudah mengalir ke seluruh desa.
Anak-anak berlari datang membawa buku bekas, beberapa membawa kapur dan papan tulis kecil.
Risa mengatur kursi bambu, sementara Rana menggantungkan papan alfabet di dinding gubuk.
> “Siapa yang mau belajar hari ini?” teriak Rana dengan senyum lebar.
“Saya, Kak!” jawab anak-anak serentak.
Suara tawa memenuhi halaman.
Risa mengajar membaca dan menulis, sementara Rana mengajari anak-anak menghitung dengan kelereng dan biji kopi.
Sukma sesekali datang membawa pisang goreng, membuat suasana makin hidup.
---
Sore harinya, Umi Lilis duduk di kursi rotan, menatap mereka dari kejauhan.
Wajahnya tenang, matanya berkilau bangga.
> “Lihat, Rana,” katanya lembut. “Dulu tempat ini sepi, sekarang penuh tawa. Umi bahagia.”
“Semua ini karena Umi, Mi,” jawab Rana.
“Bukan. Karena kalian mau meneruskan doa yang Umi tanam.”
Risa menambahkan,
> “Langit Baru ini bukan cuma tempat belajar, Mi. Ini tempat kita belajar ikhlas juga.”