Gagal Jadi Orang Kaya

Rana Kurniawan
Chapter #19

Langit Yang Retak dan Cahaya Yang Kembali

Judul : Langit Yang Retak dan Cahaya Yang Kembali

Penulis : Rana Kurniawan


Sudah dua bulan sejak Risa pergi dari “Langit Baru”.

Konter masih berdiri, tapi suasananya tak sama.

Tak ada lagi suara tawa anak-anak, tak ada langkah kecil yang berlari sambil membawa buku lusuh.

Hanya Rana, sendirian di antara kabel charger, kartu perdana, dan papan yang warnanya mulai pudar.



---


🌧️ Rana


Pagi itu, Rana membuka konter seperti biasa.

Senyumnya tetap sama, tapi matanya tak lagi secerah dulu.

Ia masih mengajar anak-anak yang mau datang, tapi jumlah mereka kini hanya tiga atau empat orang.


Sukma sering menemaninya, membawakan teh hangat.


> “Na, kalau cape, jangan dipaksain,” katanya lembut.

“Aku gak capek, Kak. Aku cuma… rindu,” jawab Rana sambil menatap halaman kosong.




Umi Lilis yang kini sering sakit-sakitan, masih sesekali datang duduk di kursi bambu.


> “Nak, setiap perjuangan pasti diuji. Jangan biarkan kehilangan satu orang membuatmu kehilangan arah,” katanya pelan.

Rana menggenggam tangan Umi Lilis erat-erat.

“Aku cuma takut Umi kecewa.”

“Yang penting kamu gak berhenti berbuat baik. Umi gak pernah kecewa sama hati yang tulus.”





---


☔ Risa


Sementara itu, di Rangkasbitung, Risa kini membantu Yani mengelola toko elektronik.

Gajinya lumayan, kehidupannya lebih “pasti”, tapi hatinya terasa kosong.

Ia rindu suara anak-anak, rindu tawa Rana, rindu kesederhanaan yang dulu membuatnya merasa hidup.


Suatu malam, ia duduk di depan cermin, menatap wajahnya sendiri.


Lihat selengkapnya