Judul : Langit Baru Untuk Semua
Penulis : Rana Kurniawan
Musim hujan telah berlalu.
Gunung Kencana kini diselimuti hijau segar, dan suara burung kembali ramai setiap pagi.
Di bawah langit yang biru muda, Langit Baru berdiri lebih indah dari sebelumnya.
Atapnya kini dari seng bekas, tapi dicat warna cerah oleh anak-anak kampung.
Dindingnya dari bambu, namun di dalamnya penuh semangat dan tawa.
Rana menata meja kecil di pojok ruangan.
Risa sedang menulis jadwal pelajaran di papan tulis.
Anak-anak duduk bersila di lantai, membawa buku dan harapan.
Di dinding bambu, tergantung kalimat sederhana:
> “Belajar bukan untuk jadi kaya, tapi untuk jadi berguna.”
---
Umi Lilis kini semakin lemah.
Tubuhnya renta, tapi wajahnya selalu damai.
Setiap sore, Rana atau Risa menemaninya duduk di teras, menatap anak-anak belajar di halaman.
> “Umi bangga sama kalian berdua,” katanya pelan suatu sore.
“Dulu aku cuma bermimpi ada tempat seperti ini. Sekarang, mimpiku sudah hidup.”
Rana menggenggam tangan Umi erat-erat.
> “Tanpa Umi, gak akan ada Langit Baru.”
“Salah, Nak. Tanpa doa dan hati kalian, semua ini gak akan tumbuh.”
Umi tersenyum, lalu menatap ke langit senja.
> “Kalau nanti Umi gak ada, teruskan ya. Tapi jangan cuma buat anak-anak.