Blurb
Sedang ada masalah dengan hatiku, entah apa yang sedang terjadi tau-tau ia menjauh ... seolah ga mau bertemu denganku lagi, mungkin aku sudah melakukan kesalahan yang fatal baginya, entahlah ... mengingatnya ... hanya berujung pada lelehan air mata. Karena itu sengaja kusibukkan diri dengan bekerja atau bermain ... kemana saja yang penting tidak berdiam, dan melamun.
Ternyata benar hari ini lembur, baguslah pikirku, pulang kerumah langsung tidur, bangun dhuhur dan bersiap berangkat lagi hingga nanti jam 10 malam, tidur dan besok pagi mulai sift 1, masuk jam 7 pagi dan pulang jam 7 sore ... bagiku saat ini itulah yang paling menyenangkan dari pada kebanyakan berdiam, sendiri itu menakutkan karena saat itu lah rasa sakit, pilu, sedih dan seribu tanya berbaur tanpa tau penyelesaiannya, begitu dalam dan lebay sepertinya, tapi memang begitu adanya. Sudah ku coba menemuinya dikontrakan, Kus bilang ada ... tapi dia ga keluar ... saat ku ketuk pintunya, ya sudah ... berarti memang sudah tidak ingin bertemu.
Pulang kerja, jam 19:30. Di depan kontrakanku sudah ramai, anak-anak muda bermain gitar dan bernyanyi, sejujurnya mereka itu bagiku seperti orang-orang yang di kirim Tuhan untuk menemaniku hingga terlelah dan kemudian tidur. Akupun langsung mandi dan bergabung, "San kenalin nich teman baru kita Redy namanya!" Kata si Lukman, " oh ... hai ... aku Santi!" Kami bersalaman, dia tertawa ... dan bilang, "baru kemarin ketemu sudah lupa?" Aku nyengir ... " ga lupa, cuma kan kemarin belum tau nama ..." jawabku, kamipun larut dalam dentingan, canda dan tawa, tidak ada gadis lain bergabung, karena disitu hampir semua keluarga muda yang anaknya kebanyakan masih SD, biasanya maksimal pukul 22:00 aku pamit tidur, itu batas jam yang ku tentukan untuk siapa saja yang main kerumah ... termasuk saat si'dia' masih rutin ngapel.