Ba'da magrib, dibulan Januari 2000, aku duduk didepan warung bubur om kumis, menuggu kak Ahmad, driver jemputan untuk berangkat bekerja disebuah PT. di Curug.
"Berangkat San?" Sapa teh encum istri om kumis, "iya teh!" Jawabku.
"Mm ... kamu yang namanya Santi? Ponakannya mas Naryo?" seorang lelaki muda yang tadi didalam warung tau-tau sudah duduk disampingku.
"Iya! kamu siapa? sepertinya kita baru ketemu 'kan?" tanyaku sambil memperhatikan wajahnya khawatir kalau-kalau kami pernah bertemu.
"Iya, kita baru ketemu ... tapi mamahku banyak bercerita tentang kamu, sepertinya pengen dijadikan mantu ...," ucapnya sambil tertawa.
"Mamahmu? siapa?" tanyaku penasaran, "tuh ...," jawabnya menunjuk ibu Yong yang kebetulan baru keluar dari rumahnya diseberang jalan.
"Kamu anaknya bu Yong?" Tanyaku tidak percaya karena setauku anak beliau cuma Teh Ela dan Dian.
Lagian ... sekian lama tinggal disitu aku tidak pernah lihat dia, "Mah, dia ga percaya aku anak mamah ..." ucapnya pada bu Yong yang sudah ada di dekat kami, si ibu tertawa.
"Iya San, ini anak ibu yang nomer dua, adiknya teh Ela, jarang dirumah karena kerjanya berlayar" jelasnya, terpaksa kutinggal pamit karena mobil kak Ahmad sudah menunggu di seberang jalan.
Hari ini sift malem terakhir minggu ini, tapi mungkin besok siang langsung over sift untuk lembur, pulang jam 7 pagi dan masuk lagi jam 2 siang, lebih sering begitu, lingkungan kerja yang nyaman membuatku betah, lagi pula ... sedang ada masalah dengan hatiku.
Entah apa yang sedang terjadi tau-tau ia menjauh, seolah tidak ingin bertemu denganku lagi, mungkin aku sudah melakukan kesalahan yang fatal baginya, entahlah, mengingatnya ... hanya berujung pada lelehan air mata, karena itu sengaja kusibukkan diri dengan bekerja atau bermain, kemana saja yang penting tidak berdiam, dan melamun.
Ternyata benar hari ini lembur, baguslah pikirku, pulang kerumah langsung tidur, bangun dhuhur dan bersiap berangkat lagi hingga nanti jam 10 malam, tidur dan besok pagi mulai sift 1, masuk jam 7 pagi, dan pulang jam 7 sore, bagiku saat ini, itulah yang paling menyenangkan dari pada kebanyakan berdiam.