Gaitha

Lisa Ariyanti
Chapter #6

Hadiah?


Pagi yang begitu cerah membuat wajah para siswa maupun siswi yang mulai memasuki gerbang sekolah itu masih terlihat sangat segar dan tenang.

Hari ini Gaitha tidak berangkat bersama dengan Gideon dan Galen dengan alasan berangkat bersama dengan papanya.

Gaitha turun dari mobil dan langsung menjadi pusat perhatian. Pasalnya gadis cantik itu baru saja turun dari sebuah mobil mewah. Banyak yang mengira jika Gaitha menjadi simpanan om-om. Selama dirinya bersekolah belum pernah diantarkan menggunakan mobil semewah itu. Jika biasanya ia menggunakan sepeda atau motor bersama Gideon dan Galen.

"Gita masuk dulu ya, pa?" ucap Gaitha dengan lirih. Lalu, dirinya menyium punggung tangan papanya.

"Hati-hati sayang. Belajar yang bener jangan banyak bolos dan tingkah! Kasihan kamunya kalau setiap hari harus di hukum," ucapnya.

"Sekolah harus di nikmatin pa. Mungkin kalau berulah gak terlalu parah kok. Papa semangat kerjanya," ucap Gaitha.

Papanya mengangguk lalu menutup kembali kaca mobilnya dan langsung meninggalkan area sekolah. Gaitha melambaikan tangannya.

Senyum tercipta di wajahnya yang menambah kadar kecantikannya begitu terbuka. Banyak siswa yang memperhatikannya dengan tatapan tersentuh karena keramahannya yang selama ini tidak pernah mereka lihat setelah sekian lama.

"Simpanan om-om kayaknya kerjaan baru dia!" ucap salah satu siswi berambut pendek itu.

"Amit-amit deh gue punya temen kek dia!" Sambung siswi lainnya.

Dan masih banyak lagi hujatan yang mereka lontarkan. Mereka pikir Gaitha tidak mendengarnya? Tentu saja mendengarnya. Sudah cukup lama Gaitha mendengar ucapan seperti itu. Tidak tahu darimana berita itu beredar.

"Minta gue jahit kayaknya mulut lo!" Gaitha langsung menyeletuk ketika melintasi gerumbulan siswi itu. Terlihat jelas bahwa mereka masih berstatus menjadi adik kelas. "Cari dulu kebenarannya kalau lo gak mau berurusan sama gue!" ancamnya.

Beberapa siswi itu langsung terdiam dan menunduk takut akan tatapan dari Gaitha yang begitu mengintimidasi.

Gaitha hendak melanjutkan langkah kakinya namun terhenti ketika seseorang berbaju hitam dan menggunakan masker itu datang menghampirinya.

Gaitha mengerutkan keningnya bingung, "kenapa?"

"Maaf benar dengan mbak Gaitha?" tanyanya.

"Benar saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu?"

"Ini ada titipan hadiah dari seseorang." Orang itu memberikan sebuah kotak yang tidak tahu siapa pengirimnya.

"Maaf, saya gak bisa nerima pemberian dari pengirimnya yang tidak jelas," jelas Gaitha.

"Tapi, saya hanya menerima amanah ini mbak. Mohon di terima," ujar orang itu dengan wajah yang memelas. Gaitha tidak tega dengan orang itu. "Baiklah saya terima. Makasih."

Setelah menerima kotak itu Gaitha melanjutkan kembali langkahnya untuk segera masuk ke kelas. Sebelum itu Gaitha memasukkan kotaknya ke dalam loker miliknya.

"Siapa sih yang ngirim?" gumamnya dengan bertanya-tanya.

***

"MESKI KU BUKAN YANG PERTAMA...DI HATIMU TAPI....CINTAKU TERBURUK UNTUKMU!"

"MESKI...KU BUKAN BINTANG DI LANGIT! YA JELASLAH GUE BUKAN BINTANG!"

Suara teriakan demi teriak memenuhi isi ruang kelas 12 MIPA 4. Sudah bukan hal baru lagi jika kelas itu sangat ramai. Berbeda lagi ceritanya jika dengan 12 MIPA 2 yang terkenal dengan muridnya yang kalem menurut para guru yang mengampu kelas tersebut.

Di tuntut untuk selalu menjadi yang terbaik membuat mereka semua merasa malas untuk belajar. Menurut mereka belajar dengan terlalu lama bisa membuat otaknya ngebug.

"SAYANG.....OPO KOWE KRUNGU..."

"NGGAK MAMAS GIDEON!" balas Galen dengan menopang wajahnya memperhatikan Gideon yang tengah asyik bernyanyi dengan duduk bersila di attas meja.

"COBAA LO YANG NYANYI GALEN!" pekik Gideon yang lama-lama kesal dengan Galen.

"Suara dedek emez terlalu lembut nan imut mamas Gideon! Gak bisa ngumbar suara bagus aku kakang!" Galen bersuara layaknya cewek centil.

"Jijik gue lama-lama denger lo nyanyi dugong!"

Gaitha masuk ke dalam kelas hanya mampu geleng-geleng kepala melihat tingkah dua sahabatnya yang pagi-pagi sudah membuat suasana gaduh bak pentas seni.

"Kalian konser dadakan apa gimana?" Gaitha berkata sambil melangkah jalan masuk. Dirinya langsung menuju bangku yang bersebelahan dengan Galen.

"Biasalah Gai! Kita berdua lagi latihan buat konser!" Gideon menjawab.

"Suara kayak kaleng rombeng gitu sok-sokan masuk ekskul band!" ucap Gaitha.

"Kasihan atu kalau ada ekskulnya tapi gak pernah ada yang jalanin! Kita harus bisa hidupin kembali," ujar Gideon dengan lirih.

Lihat selengkapnya