"Aaaaaaa...."
Teriakan itu membuat siapapun yang berada di seekitarnya akan merasa penasaran dengan suara itu. Seorang gadis dengan rambut panjang itu sudah tergeletak tidak sadarkan diri lagi setelah membuka kotak itu. Gaitha tidak sadar lagi dengan kejadian yang terjadi selanjutnya.
Gaitha pingsan dan kini ia berada di UKS. Ketika seseorang telah membawanya ke ruangan ini membuat Gaitha bertanya-tanya dalam hati siapa yang membawanya jika sudah sadar. Mana mungkin sembarang orang mau membantunya ketika banyak rumor tentangnya yang buruk beredar dan tak jarang cowok pun ia tolak.
"Papa...papa....papa dimana? Gita takut disini," rancaunya ketika tidak sadar dimana diri berada. Matanya masih terpejam.
"Git? Gita? Lo gak usah takut ada gue disini?"
Gaitha langsung menarik tangan orang itu dan enggan melepaskannya. "Jangan pergi lagi. Aku gak mau kalian berantem gara-gara aku dan biarin aku hidup tenang."
Gaitha masih belum sadar. Atha yang berada di dekatnya bingung sendiri harus bagaimana sekarang. Kondisi Gaitha yang masih belum sadar dan itu membuatnya frustasi sendiri. Walaupun matanya terpejam tapi bibirnya tak berhenti berbicara.
"Banyak yang gak suka sama aku. Semuanya pergi jauh termasuk mama yang lebih memilih orang brengsek itu! Aku benci sama mereka yang udah bikin hidup aku berantakan." Gaitha masih merancau tanpa sadae siapa yang sedang dirinya pegang tangan itu. Tangisnya masih terdengar dengan sangat pilu.
"Aku takut. Mereka jahat...kenapa harus aku yang mendapat semua ini."
Atha terus menepuki pipi Gaitha supaya cepat sadar. "Git...gita? Sadar!"
"Gita? Bangun," ucap Atha dengan lirih.
"Takut.....aku janji gak aka-"
Brak...
Suara pintu terbuka menunjukkan Gideon, Galen dan juga pak Nono yang memasuki ruangan itu. Mereka tampak terkejut dengan kondisi Gaitha saat ini. Yang lebih mengejutkan lagi adalah Gaitha memeluk erat lengan Atha.
Atha masih penasaran dengan perkataan Gaitha tadi yang harus terpotong karena suara pintu terbuka.
"Gimana bisa Gai pingsan?" Galen bermonolog menatap kondisi Gaitha.
"Gue bawa dia kesini karena pingsan waktu habis buka kotak."
"Gai...gai.....lo bangun dung! Kakang kangen banget sama kamyuuuuu......bangun dedek Gai!" Gideon terus memaanggil Gaitha dengan tidak berhenti. Tangannya juga masih setia menepuki pipinya.
"Ada yang punya minyak angin gak?" tanya Galen.
"Gue ada nih angin alami di jamin manjur!" Gideon menunjukkan bokongnya yang dihadiahi tendangan dari Galen. "Mikir dikit! Tu otak lo pake sekali-kali!"
Gideon cengengesan sendiri.
"Bapak punya minyak kayu putih," ucap pak Nono.
"Jangan pak. Gita gak bisa nyium bau minyak kayu putih krena perutnya bisa mual."