Pagi ini Gaitha berangkat lebih lambat dari biasanya. Memang sudah kebiasaan jika ia berangkat selalu terlambat. Tetapi, kali ini ia benar-benar tidak bisa menahan kantuknya karena hujan semalam. Untung saja hujan sudah mulai reda sejak subuh tadi.
Sesampainya di kelas Gaitha langsung menghampiri Gideon dan juga Galen di meja mereka.
"Tumben lo kagak ngampirin gue?" Gaitha meletakkan tasnya di meja dengan tatapan bingung melihat kedua sahabatnya ini. Ia menelisik dari sudut wajah mereka seperti ada sesuatu yang disembunyikan. "Gua ada salah apa sama kalian?"
"Menurut lo aja!" balas Gideon dengan cuek.
"Mana gua tau apa salah gua kalau lo gak ngomong ogeb! Lagian gue gak peka!"
"Emang!" Sahut Galen.
"Biarin aja!"
Gaitha semakin bingung dengan keduanya. "Lo berdua kenapa sih?"
"Cantiknya Alva selamat pagi, Sayang?" Alva langsung masuk nyelonong begitu saja ke dalam kelas dan tidak mengindahkan ucapan dari anak kelas ini yang sangat cerewet.
Alva langsung duduk di meja Gaitha dengan mengangkat sebelah kakinya. "Gimana kabar kamu?"
"Lo lagi kenapa kesini?" Gaitha semakin bertambah pusing dengan kondisinya saat ini.
"Saya ingin menyampaikan sesuatu untuk adinda," ucap Alva.
"Heh! Adinda-adinda pala lu peyang! Itu panggilan kita berdua bodoh!" saut Gideon tidak terima.
"Apaan sih!" Alva mengangkat sebelah sudut bibirnya.
"Berani Gita. Jangan sampai lo nyesel," ucap Alva.
"Lo gak tau mending diem aja deh!"
"Nih, anak kayaknya lagi kena sawan karena deket sama Atha lo ya?" sela Gideon.
"Dia cuma nemanin gue aja karena dia tau gue takut hujan."
Alva menatapnya dengan nanar. Terbesit sebuah rasa sakit tetapi ia tepis semua rasanya itu.
"Hilih! Punya pacar kagak mau ngenalin ke kita aja!"
Gideon melirik Alva sedetik. Alva hanya diam dan mengangguk kecil entah itu apa maksudnya.
"Ada yang panas nih!" sindir Galen.
Gaitha menoleh mendapati Alva yang masih duduk manis di atas meja. Ada perasaan aneh yang di dalam hatinya saat ini. Ia berharap bahwa dia akan datang untuknya.
"Santay! Gua ini orangnya udah tahan banting! Bukan cuma tahan banting karena rasa sakit cinta tapi penyakit!" Alva menjawabnya dengan mulut enteng.
Mereka ternganga tidak percaya. "Ngomong apaan sih lu?" Gideon seperti tidak suka dengan agan pembicaraan Alva
"Gue cuma ngomong fakta bro!" Alva menepuk bahu Gideon.
"Ngomong gak usah aneh-aneh bodoh!" Gaitha menyahutinya dengan tidak suka.
"Takut kehilangan gue ya?" goda Alva dengan menaikkan sebelah alisnya.