Tangis Gaitha sedari tadi tidak kunjung reda juga. Semenjak dibawanya Alva kerumah sakit hanya air mata yang ia tumpahkan.
"Gai? Jangan nangis terus gitu dong!" ucap Galen menenangkan. Tak tega jika melihat Gaitha terus saja menangis seperti itu. "Dengan lo nangis gini nggak akan ngerubah takdir. Lo cuma malah bikin Alva sedih kalau tau lo sedih gini!"
"Miss? Jangan sedih, bang Alva ikutan sedih kalau Miss nangis kasihan bang Alva nangis nanti,"ujar Andi yang malah ikut terisak-isak. Kenangannya bersama Alva begitu berkesan sampai ia tidak tega melihat keadaan cowok itu.
"Gue bodoh!" umpat Gaitha dengan memukuli kepalanya sendiri. "Gue bodoh udah pernah nyakitin lo Alva!"
Melihat tindakan gila Gaitha membuat 2G segera menahan lengan Gaitha agar tidak menyakiti dirinya sendiri.
"Jangan bodoh!" Gideon sudah terlebih dahulu menahan tangannya yang hendak memukul kembali kepalanya. "Jangan nyakitin diri lo sendiri pinter!"
"Apa untungnya kalau lo nyakitin diri sendiri ha? Gue tanya!" bentak Galen. "Lo sendiri yang nguatin kita supaya tahan sama kerasnya kehidupan. Tapi, lo juga yang udah langgar semua itu!"
Belum bisa menjawab Gaitha hanya menumpahkan air matanya. "G-gue masih sayang sama Alva!" ucapnya melemah, sebelum kesadarannya ikut menghilang.
"Gai?" teriak Gideon.
***
Wanita paruh baya tengah menunggu Alva di dalam ruangan. Tangisnya juga tidak kalah dengan tangis yang Gaitha perlihatkan. Kondisinya kacau melihat Alva kesakitan seperti ini.
"Maafin, mami, Sayang," ucap wanita itu dengan tangis yang belum kunjung usai. "Mami, sudah gagal jadi ibu buat kamu. Mami ini nggak berhak lihat kamu lagi! Mami ini wanita yang sudah gagal menjaga anaknya!"
"Biarin mami yang gantiin posisi kamu Alva. Mami nggak bisa lihat kamu terus seperti ini," gumamnya.
Bersamaan dengan tangis keluarga di luar sedang hujan lebat. Seolah tidak ingin mereka menangis seorang diri.
Seorang wanita paruh baya lainnya masuk ke dalam dan langsung mengusap pelan pundak wanita yang sedang menunggu Alva. "Jangan sedih, Alva tidak akan suka kalau melihat kamu seperti ini."
"Aku ini mama yang enggak pecus ngurus anak! Bodoh! Sudah menelantarkan dia!" pekiknya dengan sangat penuh penyesalan. Wanita itu menjambak rambutnya sendiri merasa telah gagal dan sangat terpukul mengenai kejadian ini.