Gaitha

Lisa Ariyanti
Chapter #42

Impian

Gaitha kini hanya bisa memandangi wajah Gideon yang terus terdiam. Cowok itu yang biasanya riang kini hanya terdiam sepi meratapi hidupnya.

"Kenapa juga gue hidup?" Gideon bergumam seorang diri seakan hidupnya sudah stuck disana. "Tapi, syukur deh gue nggak lihat bonyok berantem lagi."

Hati Gaitha dan Galen begitu sakit mendengarkan celotehan cowok itu. Andi sudah pamit untuk pulang terlebih dahulu karena pak Samsul sudah meneriakinya dari rumah untuk memberi makan para pasukan ayamnya.

Brak

Suara pintu terbuka memperlihatkan seorang gadis cantik dengan rambut terikat dua menghampiri Gideon dengan perasaan yang 2G tidak bisa simpulkan.

"Kenapa bisa kayak gini sih kak?" Gadis itu memegangi tangan Gideon dan seolah ialah yang paling merasakan sakitnya. "Kakak nggak kenapa-kenapa kan?"

"Mata lo buta apa gimana? Dia kecelakaan ya jelas kenapa-kenapalah aneh," sinis Galen.

Gaitha menoleh ke arah Galen seakan ingin mencari pencerahan. "Adik kelas ngapain kesini? Bukannya Gideon suka sama Rain?" Galen mengangguk.

"Biasalah cewek gak punya otak. Udah tau di tolak masih aja ngejar Gideon." Galen menatap tidak suka pada cewek itu.

Namun, atensi mereka beralih pada Gideon yang memasang wajah tidak suka. "Pergi lo dari sini!"

"Nggak mau kak. Kan aku mau jagain kakak." Cewek itu tetap bersikukuh untuk tetap disini.

"Gue nggak mau lihat muka lo!"

"Emang lo nggak bisa lihat bodoh!" Gaitha berdecak kesal.

"Lupa," kekehnya.

Cewek yang tadinya tersenyum kini berubah kecut. "Kakak buta?"

Mereka semua sudah menduga jika gadis ini tidak mungkin suka pada cowok cacat seperti dirinya. "Cewek bodoh," tuturnya pelan.

"Kalau buta emangnya kenapa? Masalah buat lo? Mendingan juga lo pergi dari sini sebelum gue panglinin scurity buat ngusir lo!" Galen meronta-ronta agar cewek itu segera musnah dari hadapannya.

Gaitha mengangguk setuju dengan ucapan Galen. "Gue tau lo nggak mau sama cowok yang nggak sempurna. Mendingan cari yang lain dan jangan lupa satu lagi! Berhenti deketin orang kalau cuma mau pansos!"

"Siapa juga yang pansos!" Cewek itu menghentakkan kakinya kesal. "Kalian jangan asal ngomong."

Lihat selengkapnya