Gak Sengaja Poligami

Indra Hermawan
Chapter #1

Prolog

Malam itu Abah hampir kehilangan kesadarannya setelah melihat Asih, anak kesayangan semata wayangnya pulang ke kamar kosnya dengan ditatih oleh temannya. Abah tak menyangka anak desa yang lugu itu ia temui dengan keadaan mabuk berat. 

Abah memang sengaja tidak memberitahu Asih bahwa dia akan datang menemuinya untuk memberi kejutan di hari ulang tahunya. Lima jam Abah menunggu Asih yang katanya dia pulang kerja jam sembilan malam. Mang ujang pengurus kos, ngasih tahu Abah kalo Asih memang suka telat kalo pulang dan mengajaknya untuk menunggu di ruang jaga. Abah yang mengenal baik anaknya dari kecil hanya menganggap Asih pulang hanya karena dia lembur.

Kue ulang tahun yang dibawa Abah hancur bersama hatinya melihat kondisi anaknya yang satu itu. Dia membaringkan Asih di tempat tidur dan mengusir dengan kencang teman Asih yang berambut pirang itu, teriakan Abah memecah keheningan dini hari hingga semua penghuni kamar kos keluar untuk melihat keributan itu. Teman wanita Asih yang bertato dengan rambut dicat pirang itu pergi meninggalkan Asih tanpa sepatah kata.

Abah membersihkan muka Asih yang penuh dengan make up yang sudah tak karuan, sesekali dia juga membersihkan muntahan Asih yang keluar tak terkendali karena dia mabuk. Abah sekarang memang marah luar biasa namun perasaan yang paling dia rasakan adalah rasa bersalah karena melihat putrinya yang dulu lugu dan soleh walau nakal, menjadi wanita yang jangankan berkerudung, bajunya yang terbuka dan mabuk-mabukan menjadi bukti bahwa Asih sekarang jauh dari agama.

***

Esok paginya, Asih kaget melihat Abah yang tertidur sambil duduk. Dia memegang handuk basah yang ia pakai untuk menyeka muntahan Asih yang tercecer di lantai. Dia malu melihat dirinya yang berantakan terlihat oleh Ayahnya sendiri, perasaan bersalah ia rasakan karena tidak menjadi anak yang membanggakan Ayahnya.

“Eh.. Asih udah bangun?” Abah terbangun dari tidurnya.

“Abah kapan kesini?”

“Tadi malem, Abah cari sarapan dulu yah, pasti Asih lapar.”

“Kenapa bah?”

“Kenapa apanya?”

“Kenapa abah masih baik ama Asih padahal Asih kaya gini.”

“Abah.. gak tau kenapa Asih sampe kaya gini, yang jelas Abah salah karena ngebiarin Asih sampe kayak gini.”

“Kenapa juga abah yang salah?! Kenapa Abah ga marahin Asih? Gak ngebuang Asih? Kenapa Abah gak pernah ngertiin Asih?!”

Dengan Lembut Abah menjawab.

“Asih, Abah juga marah ngeliat asih yang mabuk-mabukan. ini dilarang agama! tapi semua orang bisa bertaubat dan memperbaiki diri.”

"……"

Lihat selengkapnya