Cindy masuk ke dalam rumah Asih bekas peninggalan Abah, dia masih syok ketika mendengar bahwa cinta pertamanya sudah menikah, bahkan memiliki dua istri.
“Silahkan masuk Neng Cindy” Ajak Asih.
“Iya, makasih ka..”
“Oh iya, Aku Asih dan ini Zaenab.” Asih memperkenalkan diri.
“Kamu ini kebiasaan, panggil gua Zoe.” Sanggah Zoe.
“Wah ada bayi!”
Cindy langsung menghampiri Zahra, seolah lupa tentang kebingunganya, dia melihat bayi itu dengan mata kagum dan sangat tertarik.
“Ini Zahra, Anaknya Zoe.” Ucap Asih.
“Hey neng, jangan terlalu dekat!” Dengan sedikit jutek Zoe berbicara.
“Zoe, kenapa jutek gitu.”
“Emang kenapa Kin? Gua punya firasat buruk ama anak ini.” Bisik Zoe kepada Asih.
“Eh iya, kenapa kalian mau di poligami?” tanpa basa-basi Cindy bertanya hal yang sensitif dengan cara yang segampang itu.
“Anak ini mau diketok ya.” Zoe mulai mengepalkan tangannya.
“Hemm karena dia lelaki yang luar biasa.”Jawab Asih sambil menghalangi Zoe yang sedang emosi.
“Kalo Ka Zoe?” Tanpa terpengaruh kemarahan Zoe, Cindy melanjutkan pertanyaanya.
“Iya Aku setuju, dia memang lelaki yang luar biasa.”
Mereka menjawab dengan sebuah pernyataan yang sulit dimengerti oleh Cindy. Setelah itu Cindy tak menanyakan hal apapun lagi kepada mereka dan melanjutkan bermain dengan Zahra.
Setelah beberapa lama Cindy menunggu, dia akhirnya bosan dan menghubungi ayahnya.
“Halo, Papa dimana?”
“Papa di kebun.” Jawab dari telepon genggam Cindy.
“Di Kebun?”
Asih dan Zoe menoleh ketika mendengar kata kebun, mereka mengira bahwa kebun yang Cindy bicarakan adalah kebun milik mereka. Mengingat Furqon yang tergesa-gesa pasti terjadi sesuatu dengan suami mereka.