Gak Sengaja Poligami

Indra Hermawan
Chapter #19

Jebakan

Malam yang melelahkan dirasakan Cindy hari ini, dia merasakan senang akan kelulusan nya kemudian takut karena dikepung warga dan jatuh cinta untuk pertama kalinya walau harus merasakan patah hati pada hari yang sama. Walaupun cintanya kandas, tapi rasa kagumnya pada pria yang bernama Furqon itu bertambah besar. Bukan hanya karna dia menolong Cindy dari kepungan warga, tapi pria tersebut rela memberikan seluruh airnya untuk menolong warga tanpa ingin diketahui perbuatanya.

Hal itu sempat disinggung Furqon pada saat Cindy di jamu makan malam di rumahnya. Dia mengatakan bahwa untuk berbuat baik, jangankan orang lain, tangan kiri kita jangan sampai mengetahuinya. Ini memang sebuah kiasan dimana jika berbuat baik itu selayaknya dengan niat yang tulus tanpa ingin dilihat oleh orang lain. Namun alasan lain mengapa Furqon merahasiakan perbuatan baiknya adalah karena warga akan menolak kebaikannya sama saat seperti memberikan sayur kepada warga pada saat panen raya. Menurut Zak, dia tak ingin kebaikan menjadikan sebuah kebencian jika mengetahui dari mana air jernih itu berasal.

“Memangnya bisa orang-orang membenci dia separah itu hanya karena poligami?”

Tanya Cindy pada dirinya yang merasa ada sebuah kebencian yang berlebihan terhadap Furqon. Memang poligami merupakan hal yang tabu jika dilakukan di tempat tinggalnya, namun hal itu takan membuat orang lain membencinya. Cindy saja hanya merasa kaget ketika mengetahui Furqon memiliki dua istri. Namun melihat kebaikan yang ia perbuat, rasa benci warga terhadap Furqon terasa jangal di benak Cindy. 

Cindy yang penasaran kemudian bangkit dari kasur empuknya yang serba merah jambu. Lantas dia mencari ponsel pintarnya den menghubungi sebuah kontak yang dinamai dengan “RAHASIA”.

“Halo Nona, apa ada sesuatu?” Suara wanita dewasa dengan nada yang rendah dan maskulin terdengar dari ponsel sindy yang hanya beberapa detik langsung terangkat.

“Rasha, apa kamu mengetahui pria yang  berpoligami di desa kita?” tanya Cindy kepada penjaga setianya.

“Sebelumnya saya minta maaf nona atas apa yang terjadi hari ini, saya tidak menyangka hal buruk terjadi saat saya mengambil cuti.”

“Gapapa ko, untungnya aku ga apa-apa.”

“Mengenai pertanyaan Non Cindy, apakah yang anda maksud adalah Furqon dari kampung itu?”

“Kau tahu apa yang sebenarnya terjadi?”

“Sebenarnya ada sebuah perkumpulan ibu-ibu yang menolak poligami yang dilakukan Furqon, dan saya masuk menjadi anggotanya untuk berjaga-jaga mengenai kemungkinan kelompok itu berbahaya bagi Ayah nona.”

“Kamu memang bisa diandalkan, lalu apa alasan mereka mendirikan perkumpulan itu?”

“Perkumpulan itu diinisiasi oleh Bu RT dan beberapa Ibu-ibu dari kampung tersebut, misi mereka hanya satu, yaitu menolak poligami. Namun yang terjadi saat ini lebih untuk menyebarkan kebencian terhadap pria yang bernama Furqon.”

“Sudah kuduga, kebencian ini pasti ada dalang yang mengendalikannya.”


***


Pagi harinya sebelum matahari terbit, Cindy sudah berpakaian rapi dengan gaya sportynya. Dia bersama Rasha pergi ke kampung dimana Furqon tinggal. Dia pergi sepagi itu untuk meluruskan kebencian warga pada pria yang ia kagumi. Dia punya rencana dengan sebuah kegiatan yang akan dilakukan warga hari ini yaitu mengantri air jernih.

Layaknya seorang selebriti, Cindy turun dari mobil mewahnya di lapangan serbaguna itu. Para warga yang melihat langsung mengerumuninya, untung saja Rasha sigap menjaga Cindy. Ternyata para warga senang melihat kedatangan Cindy, mereka mengira bahwa Cindy dan Ayahnyalah yang memberi mereka air jernih.

Cindy meluruskan semua kesalahpahaman itu dan mengungkapkan bahwa sebenarnya air tersebut dari perkebunan Furqon.

“Jadi seperti itu, semua air kemarin dan hari ini adalah air dari perkebunan Kak Furqon.” Cindy menjelaskan semuanya.

“Tau gitu aku tak sudi memakai air ini!” Salah satu warga menyela.

“Memangnya kenapa?” Tanya Cindy.

“Eneng ga tahu? dia kan poligami!” Ucap warga lain.

“Saya tahu, tapi kenapa harus dibenci? mereka kan tidak merugikan orang lain? berpoligami juga tidak dilarang agama kan? Lalu apa salahnya?”

Semua orang termenung seolah membenarkan ucapan Cindy.

“Eh itu, dia bisa dicontoh oleh suami kita.” Ucap salah satu ibu-ibu yang merupakan salah satu anggota perkumpulan anti poligami.

Lihat selengkapnya