Ketegangan antara Furqon dan kedua istrinya mulai mereda setelah Cindy menjelaskan apa yang sebenarnya telah terjadi. Namun hal itu tidak bisa mencegah Fitnah yang telah disebarkan oleh Bu RT. Furqon dan kedua istrinya kaget bukan main ketika Cindy mengatakan bahwa Furqon harus menikahinya untuk meredam emosi warga. Bukan hanya mereka Zak juga merasa keheranan dengan ucapan CIndy, bahkan Rasha pengawal pribadi CIndy pun kaget mendengarnya.
Tak sempat mereka membahas ucapan Cindy itu, mereka dikejutkan lagi oleh kedatangan warga yang berbondong-bondong mendatangi rumah Furqon.
“Ini dia muncul!” Ucap Cindy.
“FURQON! KELUAR!”
“KELUAR KAU BEJAT”
Warga berteriak-teriak meminta Furqon keluar dari rumahnya. Furqon pun keluar dan berusaha menenangkan warga. Namun sebelum dia melewati pintu, Cindy membisikan sesuatu pada Furqon.
“Jangan katakan apapun sebelum ibuku datang!” Bisik CIndy.
“Memangnya kenapa?” jawab Furqon.
“Sudah lakukan saja!”. Cindy menegaskan.
Furqon membuka pintunya dan parawaraga sudah bersiap dengan cemoohan. Seorang pria maju menuju Furqon, dia adalah sang ketua RT yang menjaga warganya agar tidak melakukan hal yang tidak diinginkan.
“Pak Furqon, Benarkah apa yang ada dalam Foto ini? ucap Pak RT sambil memperlihatkan sebuah foto dalam handphonenya.
“Itu benar saya pak, tapi kejadiannya bukan seperti itu.”
“Lah bener kan dia!” seorang warga mulai memanasi pak RT.”
“Lalu apa yang terjadi?” Saya ga bisa jelasin pak.
Furqon tak bisa menjelaskan apa-apa kepada pak RT, karena dia takut Pak RT akan kecewa dengan istrinya. ditambah dia juga sudah berjanji pada Cindy. Lalu seseorang muncul dari balik pintu, dia muncul dan melewati kedua istri furqon dan Zac. serta dibelakangnya ada seorang wanita dengan rambut panjang dan memakai setelan jas hitam. wanita itu adalah Cindy yang keluar rumah dan mencoba menenangkan masyarakat.
“Ini dia kelar pasangan pembuat Zina. Ayo kita tangkap saja pak RT.”
Seorang warga yang geram karena berita bohong itu menghampiri Furqon dan mengikat mereka berdua dengan sebuah tali. Rasha sempat geram dengan perlakuan warga terhadap majikannya, namun CIndy dengan senyum memerintahkan Rasha untuk diam.
Setelah itu mereka membawa Furqon dan Cindy kelapangan, disana ada Bu RT yang sudah bersiap diantara dua tiang yang tertancap di tengah lapangan. Tangannya menggenggam sebuah cambuk layaknya seorang algojo yang siap menghukum Cindy dan Furqon. Warga mengikat mereka di tiang itu, tangan mereka diikat dan mulut mereka di lakban.
“Sekarang saatnya menerima hukuman.” Bisik Bu RT kepada CIndy dengan ekspresi kegirangan karena semua berjalan sesuai dengan rencananya.
“Bagaimana Bapak Ibu? mereka pantas buat dihukum?” teriak Bu RT.
“HUKUM!” Dengan kompak para warga mengatakan hal yang sama,
Kemudian Bu RT mengangkat tanganya dan bersiap mengayunkan cambuk yang ia bawa.
“HENTIKAN!”