Malam itu, setelah Furqon melakukan rutinitasnya sebagai ustad dan mengajari anak-anak kampung baca tulis Al-Quran. Dia pulang kerumahnya setelah melaksanakan shalat isya berjamaah di masjid tempat dia mengajar. Dia pulang dengan sedikit rasa grogi, karena dia ingin mengatakan apa yang dia bahas bersama Zak tadi pagi.
“Assalamualaikum.” Furqon mengucapkan salam sesampainya di rumah.
“Waalaikumsalam.” Jawab ketiga istrinya yang sedang berkumpul di ruang tengah.
“Apa yang kalian lakukan?” Tanya Furqon.
“Kita sedang nyiapin rencana.” Jawab Asih.
“Rencana apa?”
“Rencana Bulan Madu!” Teriak Zoe dan Cindy yang membangunkan Zahra, sehingga mereka panik.
“Aku baru mau ngajak, kenapa bisa kalian tahu?” Tanya Furqon keheranan.
“Tadi ibu Cindy mampir kan,, nah dia nyaranin agar kita bulan madu. Kalo kebun bisa di tinggal kan bi?” Ucap Asih.
“Zak tadi juga nyaranin hal yang sama, makanya dia siap handle kebun bersama pak Solihin.” Jawab Furqon.
“Wah kebetulan sekali ya, Ka Zak memang pengertian.” Cindy menyela pembicaraan mereka.
“Jadi kemana kita akan pergi?”
Ternyata, Bu Kades telah menyiapkan semua yang dibutuhkan Cindy dan keluarga barunya. Mulai dari tiket kereta, penginapan, bahkan dia memberikan beberapa tiket wahana yang akan mereka kunjungi, mereka akan pergi berbulan madu ke pantai yang terkenal di jawa barat yaitu Pangandaran. Bukan tanpa alasan tempat itu dipilih, mereka mempertimbangkan jarak dan juga Fasilitas yang nyaman bagi mereka. Awalnya Zoe ingin ke Bali namun tempatnya yang terlalu banyak turis asing akan membuat rasa tidak nyaman bagi Furqon yang religius. Apalagi mereka membawa anak bayi, sehingga pangandaran adalah tempat yang tepat.
“Jadi kita nginep dimana nih Cin? lo tahu tempatnya?” Ucap Zoe.
“Biasanya Mommy suka sewa Villa di sini,” ucap Cindy sambil menunjuk peta di smartphone nya.
“Oalah di sana ya, berarti kita akan kesana dan kesini.”
“Jangan, itu bahaya buat de Zahra, mending ke sini dan kesana.”
Furqon pun tersenyum melihat kekompakan kedua istrinya, memang tak seperti biasanya dimana Zoe dan Cindy selalu bertengkar. Namun Dalam hal ini sepertinya mereka sangat menikmatinya. Menikmati pembuatan Rencana bulan madu yang tak pernah dilakukan oleh siapapun di dunia. Yaitu Bulan Madu bersama tiga istri.
“Kamu ga ikutan?” Tanya Furqon kepada Asih yang memandangi mereka dengan melamun.
“Eh, engga apa-apa, aku ga jago kalo urusan rencana seperti itu. Jadi aku urusin semua pada mereka.” Jawab Asih sambil senyum.”
***