Gak Sengaja Poligami

Indra Hermawan
Chapter #32

Sembilan Bulan

Pagi dini hari, Furqon merasakan rasa cemas luar biasa menunggu kabar dari istrinya Kinasih yang berada di ruang operasi. Puskesmas dan klinik terdekat dari rumahnya itu tidak sanggup menangani Asih karena peralatan mereka yang terbatas sehingga Asih dibawa ke Rumah sakit besar yang ada di kota.

Semua kepanikan itu berawal ketika Furqon sedang bekerja di kebun, Cindy yang ikut melakukan penelitian tentang tanaman di kebun Furqon, tiba-tiba mendapat panggilan telepon dari Zoe. 

“Cin. Kasih tau Furqon sekarang waktunya.”

Zoe yang menjaga Asih di rumah mengatakan hal itu dengan sedikit panik. Cindy pun lekas memberitahukan kepada Furqon tentang apa yang terjadi di rumah. Lalu mereka bergegas berlari menuju rumah secepat yang mereka bisa. Furqon kaget ketika rumahnya dipenuhi oleh sebuah cairan yang berserakan di lantai.

“Apa ini?!”

Zoe yang mendengar suara Furqon lantas menghampirinya. Dia meminta Furqon menyiapkan mobil karena hal yang tak biasa terjadi. Air itu berasal dari tubuh Asih dimana hal itu harusnya tahapan terakhir dalam prosesnya. Namun Asih mengalaminya di awal proses. 

Furqon Pun menyiapkan mobil pak Kades yang dipinjam dari beberapa hari yang lalu, tentu saja atas bujukan CIndy. Cindy membantu membawakan barang-barang dibantu Zak yang menyusul datang ke rumah Furqon setelah mendapatkan panggilan telepon dari Zoe.

“Yah, titip dulu Zahra yah.”

Ucap Zoe setelah semua barang dimasukan ke dalam mobil. Lantas dia dan Cindy ikut dengan Furqon untuk ke sebuah klinik terdekat. Namun seperti yang tadi diceritakan, klinik dan Puskesmas menolak untuk menangani Asih karena kekurangan peralatan. Mereka pun merujuk Asih untuk ke Rumah Sakit di Kota agar ditangani peralatan yang lengkap dan canggih. 

Ambulan Puskesmas sedang di pakai untuk merujuk pasien lain yang lebih awal tiba ke puskesmas. Sehingga mereka memutuskan untuk berangkat menggunakan kendaraan sendiri ke RS yang ada di kota itu. Adzan magrib berkumandang ketika mereka sampai di IGD Rumah Sakit itu. Furqon mengangkat Asih ke sebuah ranjang RS yang dibawakan oleh security yang siap siaga.

Perawat, Bidan, Dokter yang ada di IGD memberikan apa yang mereka bisa untuk menangani Asih. Dia masih ingin berusaha sehingga dokter memutuskan memberikan suntikan perangsang dan menunda operasi. Pukul sembilan malam, Asih belum merasakan efek apapun dari suntikan itu namun dia masih ingin berjuang. 

“Furqon, aku sedikit khawatir pada Zahra kalau di tinggal.” Ucap Zoe pada Furqon.

“Oh iya, sebaiknya kalian pulang saja. Gapapa saya bisa menunggu di sini, lagian semua dokumen dan pendaftaran udah selesai.” Ucap Furqon kepada Zoe dan Cindy.

“Iya kak, takutnya makin malam juga kalo kita nunggu lagi.” Cindy yang ikut pulang karena Zoe tak bisa menyetir.”

“Iya, Kalo ada apa-apa kabarin yah.” pinta Zoe.

“Tentu saja.” Ucap Furqon yang tersenyum menyembunyikan rasa paniknya.

Lihat selengkapnya