Gak Sengaja Poligami

Indra Hermawan
Chapter #33

Epilog

Hari itu, bertepatan dengan sepuluh hari bayi Asih dan Furqon lahir ke dunia. Mereka mengunjungi sebuah makam yang tertulis sebuah nama. Almarhum Sobirin atau yang sering dikenal dengan nama Abah, merupakan makam dari Ayah Asih yang sudah meninggal beberapa bulan yang lalu.

“Abah, ini cucu Abah.” Asih menunjukan anaknya kepada nisan itu.

***

Furqon bercerai dengan Zoe dan Cindy setelah mengetahui alasan Asih meridhoi pernikahan poligami yang dilakukan oleh suaminya. Furqon yang sangat mencintai anak-anak, sampai-sampai dia mengajar anak-anak mengaji tanpa dipungut bayaran. Tentu dia mendambakan seorang anak dari pernikahanya bersama Asih. Bahkan panggilan sayang mereka setelah menikah adalah Umi dan Abi. Hal itu mereka lakukan agar terbiasa kelak nanti mempunyai anak.

Namun harapan mereka musnah ketika Asih terkena penyakit yang tak memungkinkan dirinya untuk mengandung. Dia menjelaskan kepada suaminya dan Furqon sebenarnya menerima keadaan Asih apa adanya. Melihat kasih sayang Furqon terhadap Zahra yang waktu itu tinggal di rumah mereka namun belum menikah dengan Furqon, Asih terbersit sebuah pemikiran dimana suaminya bisa menjadi Ayah, sekaligus menyelamatkan sahabatnya dari kondisi pahit yang dia alami.

Keputusan Asih untuk meminta suaminya berpoligami menjadi sebuah perkara besar dimana mereka harus dibenci oleh warga kampung. Untungnya semua masalah terselesaikan dengan bantuan berbagai pihak. Semua masalah yang mereka lalui malah menjerumuskan suaminya yaitu Furqon kedalam sebuah kondisi dimana dia dilamar oleh anak dari kepala desa, yaitu Cindy. Dengan alasan agar Furqon mendapatkan Anak dari darah dagingnya, Asih kembali meminta Furqon untuk berpoligami sehingga suaminya itu mempunyai tiga istri. 

Asih yang menahan semua kecemburuan itu, pada akhirnya emosinya membludak setelah dia merasa bahwa dia tidak mempunyai peran yang penting di keluarganya. Asih memutuskan meninggalkan rumah sehingga dia tak bisa menjaga rahasianya dari istri-istri lain suaminya. Dan benar saja, kondisi Asih yang tidak bisa mengandung, diketahui oleh Zaenab istri kedua Furqon, atau yang sering dipanggil dengan Zoe.

Zoe merasakan perubahan mood yang dialami oleh Asih bukan hanya karena rasa cemburu belaka. Sebagai seorang ibu dia mengetahui ciri bahwa sebenarnya Asih sedang mengandung. Zoe merasa sungkan karena alasan sebenarnya Asih meridhoi suaminya berpoligami adalah karena dia tidak bisa hamil. Namun sekarang Asih hamil, membantah semua perkataan dokter itu.

Zoe dan Cindy memutuskan untuk bercerai dengan suaminya Furqon setelah mengetahui Asih benar-benar hamil. Bagi mereka, perceraian adalah hal yang terbaik. Perceraian mereka menghebohkan bukan hanya warga kampung, tapi seluruh warga desa. Bagaimana tidak, sosok menjadi teladan keharmonisan dari keluarga yang berpoligami, mendadak bercerai, bahkan menceraikan dua istrinya sekaligus. Semua Kegaduhan itu mereda setelah tersebarnya dari mulut ke mulut kisah sebenarnya dari Furqon yang berpoligami dan alasan mengapa Furqon menceraikan istrinya kecuali istri pertamanya.

Berita itu sampai kepada Pak Solihin atau Abah. Ya! Pak Solihin adalah Ayah Asih yaitu Pak Sobirin atau yang dikenal dengan nama Abah. Dia sangat murka karena menganggap anaknya mempermainkan pernikahan. Emosinya mereda setelah Bi Ningsih menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Disitu Abah menangis terharu bahagia, bukan hanya karena mendengar bahwa dia akan menjadi kakek, dia juga terharu dengan sifat anaknya kinasih yang sangat baik, yang rela memberikan cintanya dengan orang lain untuk kebahagiaan orang yang dia cintai. 

Pada awalnya dia tidak ingin mengungkapkan jati dirinya karena sisa umurnya yang sebentar lagi. Kanker yang dia idap bukanlah akting atau bagian dari rencananya, kanker itu benar-benar dia derita. Justru dengan adanya kanker itu, Abah merencanakan sesuatu agar anaknya bahagia dan kebunnya ada penerusnya. Dengan bujukan Bi Ningsih, Pak Solihin menunjukan jati dirinya kepada Anaknya.

Lihat selengkapnya