Desas-desus tentang cowok ganteng yang menjadi perwakilan pertukaran pelajar dari salah satu SMA Internasional ternama di Jakarta, berhasil membuat heboh satu sekolah. Irish yang baru tahu tentang isu itu mulai bertanya-tanya. Tapi kali ini, dia bukan dibuat penasaran dengan cowok ganteng yang dibicarakan orang-orang, tapi dia lebih penasaran dengan siapa perwakilan murid dari SMA Nusa Bangsa yang dikirim untuk ikut pertukaran pelajar. Setahu dia, yang dikirim untuk pertukaran pelajar adalah para murid berprestasi yang berhasil menduduki peringkat satu sampai tiga paralel saja. Dan itu berarti, bukannya dia yang harus dikirim karena telah berhasil menduduki peringkat paralel pertama?
"Kira-kira siapa ya yang dikirim sekolah buat ke SMA Internasional itu?"
Sembari mengaduk-aduk jus alpukatnya, Irish mengerutkan kening.
Siang ini, kantin tidak seramai biasanya. Kata Alana, cewek berhijab yang kebetulan jadi teman sebangkunya, murid-murid lain sedang sibuk berkumpul di gimnasium.
"Gue juga gak tahu, Rish." Chelsea, si selebgram sekaligus model yang lumayan terkenal itu menanggapi.
Irish memasang wajah sedih. "Terus, kalau si murid pertukaran pelajar, kalian tahu siapa?"
"Tahu." Keempat gadis di meja itu kompak menjawab.
"Siapa?"
Laura yang sedang asyik makan kentang goreng dengan saus keju menyeletuk, "Bukannya tadi lo bilang, lo gak penasaran ya sama cowok itu?"
Irish mengerucutkan bibirnya.
"Kalau lo mau tahu dia siapa, ke gimnasium aja deh sekarang. Ya kan, Ly?" Sahut Chelsea.
Yang ditanyai mengangguk. "Iya bener, dia lagi main basket di sana."
Irish menggelengkan kepalanya. "Nggak deh, gue lagi nggak mood."
"Yakin nih nggak mood? Entar nyesel lagi." Goda Chelsea.
Laura ikut meledek. "Ganteng loh, Rish. Mau gue kenalin? Kebetulan tuh dia sekelas sama gue."
"Hush! Apaan sih, bukan gitu maksudnya!"
Lily nyengir kuda. "Apa mau gue aja yang ngenalin?"
Irish menggelengkan kepalanya, lagi. "Emang lo juga udah kenal sama anaknya? Bukannya lo gak sekelas?"
"Tau tuh si Lily, sok kenal." sahut Alana sambil melemparkan kentang goreng milik Laura ke arah Lily.
"Heh! Itu kentang gue!" protes Laura membuat keempat temannya tertawa puas.
.
2 × 2 - 2
The Most Wanted
.
Setelah bel masuk berbunyi, Irish tidak langsung kembali ke kelas. Ia harus menemui kepala sekolah di ruangannya karena ada beberapa hal yang ingin di sampaikan.
Tinggal lima langkah lagi, Irish mendengar bunyi berisik dari lorong yang menuju ke halaman belakang. Rasa penasarannya terlalu besar, ia memutuskan untuk melihat ada apa di sana.
"Lo?"
Irish membelalak kaget saat mendapati cowok tukang onar yang ditemuinya waktu olimpiade sedang memanjat tembok sekolah.
"Lo ngapain di sini?" teriak Irish.
Cowok itu melompat ke bawah, ia membekap Irish.
"Lo yang ngapain di sini?"
Irish menggigit tangan cowok itu kuat.
"Sakit njir!"
Irish tidak menanggapi ucapan Galaksi. Ia lebih tertarik dengan bau nikotin yang jelas tercium dari tubuh Galaksi.
"Lo ngerokok?" tanya Irish. Matanya memicing, menunjukkan gerak-gerik seperti sedang mengintimidasi.
"Enggak."
Irish melangkah mendekat ke arah Galaksi. "Tuh kan, lo bau rokok. Lo nggak bisa bohongin gue!"
Galaksi mencium aroma seragamnya. Benar, bau nikotin itu tercium menyengat.